Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Night Tour Menara Miring Syahbandar Sunda Kelapa

14 Oktober 2023   23:14 Diperbarui: 15 Oktober 2023   05:01 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*

Memulai tur malam ini, Shella menceritakan histori bangunan ini. Menara miring Syahbandar, merupakan pembuktian bahwa bukan hanya Italia yang punya menara miring, Indonesia juga punya. Walau tak semewah Menara Pisa, namun Menara ini memiliki keistimewaannya sendiri. Sebelum berkisah kenapa disebut menara miring, baiknya saya ceritakan dulu sejarah dibangunnya menara ini, ya.

Menara dengan tinggi 12 meter ini dulunya adalah selekoh, atau sebuah sudut yang dibangun dengan posisi agak menjorok atau keluar dari benteng. Selekoh memang tidak setinggi menara dan bangunannya pun tidak melingkar melainkan berdinding datar. Selekoh yang menjadi titik awal Menara Syahbandar ini dulunya adalah bagian dari Bastion Cullemborg atau benteng pertahanan Cullemborg yang dibangun Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada 1645. 

Setelah benteng tersebut tak lagi berfungsi, pada tahun 1839 bagunan ini dialihfungsikan menjadi menara yang dimanfaatkan untuk memantau ativitas keluar masuknya barang melalui jalur laut yang saat itu terjadi di Pelabuhan Sunda Kelapa. Menara ini kemudian diberi nama Menara Syahbandar. Syahbandar adalah pejabat yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menjalankan pengawasan terhadap keselamatan dan keamanan pelayaran. Jadi bukan nama orang ya, Gaes.

Kesamaan dari Menara Syahbandar dan Menara Pisa jika dilihat dari kemiringannya adalah karena sama-sama berdiri dekat dengan perairan. Konstruksi tanah yang lama-lama terkikis oleh air membuat bangunan ini semakin miring tiap tahunnya. Oh, ya, ada sebuah monumen yang disahkan Bapak Ali Sadikin (Gubernur Jakarta saat itu) pada 7 Juli 1977, yang dibuat sebagai penanda lokasi ini adalah titik nol Batavia. Kami semua tak mau menyianyiakan momen ini, Shella mengajak kami berfoto di spot fenomenal itu.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Melihat waktu yang bergerak begitu cepat, Shella bergegas mengajak kami menaiki Menara Syahbandar. Kami langsung menuju pintu paling kiri dari bangunan. Tak cukup luas, namun ada beberapa banner yang berisikan informasi tentang sejarah Sunda Kelapa, termasuk peta Batavia pada awal abad 17. Sebenarnya benteng yang pernah terbangun di area ini ada 2. Yakni, Benteng Cullemborg dan Zeeburg. Hanya saja sisa benteng Zeeburg tidak diistimewakan seperti Benteng Cullemborg yang masih menyisakan Menara Syahbandar di sini. Di antara dua benteng tersebut dibangunlah Westzidjsche Pakhuizen yang sekarang kita kenal dengan Museum Bahari.

Lepas dari ruang itu, kami pun diajak menuju pintu di ujung kanan. Ada sebuah papan penanda bertuliskan Menara Pandang. Sebagai tour guide, Shella mengarahkan untuk menaiki tangga yang didominasi warna merah. Tiap anak tangga terasa masih cukup kokoh untuk menahan bobot orang dewasa yang menaikinya. Namun, tentunya kita juga harus sedikit antisipasi, mengingat anak tangga ini sudah berdiri ratusan tahun lamanya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Perhentian pertama di lantai dua, ruangan ini pun berisi banner yang memberikan beberapa informasi. Antara lain: Peta topografi berdasarkan garis bujur Batavia, gambaran bentuk alat ukur posisi matahari dan bintang, serta triangulasi Pulau Jawa. Triangulasi ialah usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data. (sumber Wikipedia)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun