Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisata Kota Tua Jakarta: Lapangan Fatahillah, Saksi Hukuman Mati

22 September 2023   17:34 Diperbarui: 22 September 2023   19:07 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Grup HPI // Penyerahan Sertifikat dari HPI untuk Mbak Pamelita

Kamis, 21 September 2023 ini saya menghadiri undangan Mbak Ira Latif untuk mengikuti program dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Jakarta, dalam kegiatan yang diberi tajuk " Tur Spesial & Sharing Tentang Kota Tua & Museum Sejarah Jakarta".

Pukul 9 pagi, kami semua sudah berkumpul untuk melakukan pendaftaran ulang. Pamela Zaelani sebagai Tour Guide Tenaga Ahli UPK Kota Tua membersamai kami. Saya dan beberapa Kompasianer senior yakni, Pak Taufik Uieks dan Pak Sutiono Gunadi, bersama hampir 30 orang peserta lain temasuk tim HPI sendiri bergabung dalam kegiatan ini. Tur kali ini berkonsep Walking Tour. Kami diajak untuk berkeliling area Kota Tua dengan berjalan kaki.

Mulanya sosok Jan Pieterzoon Coen yang kala itu berhasil membumihanguskan Jayakarta ingin mengganti nama area ini menjadi Nieuwe Hollandia. Akan tetapi ditolak oleh dewan pimpinan VOC yang disebut De Heeren Zeventien yang akhirnya mengubah Jayakarta  menjadi Batavia. 

Kota Tua Jakarta atau sering pula disebut Kota Tua Batavia memiliki luas 139 hektar. Melintasi area Jakarta barat dan Pusat. Sejumlah area menjadi ikon Kota Tua yang dibangun penuh kisah yang mengiringinya. Memiliki bangunan-bangunan berciri Eropa yang punya ceritanya sendiri-sendiri.

Yuk, ikut kami berkeliling.

Museum Keramik & Seni Rupa.

Dok.Pri / Museum Keramik
Dok.Pri / Museum Keramik

Museum ini terletak di jalan Pos Kota No. 2, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat. Bangunan ini sempat mengalami beberapa kali pergeseran fungsi. Mulanya dibangun dan difungsikan sebagai Kantor Pengadilan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Kemudian digunakan untuk asrama tentara KNIL atau NMM (Nederlandsche Mission Militer). Oleh pemerintah Indonesia setelah Kemerdekaan, Gedung ini dimanfaatkan sebagai asrama Militer TNI. Pernah juga dijadikan cagar budaya yang dilindungi, Kantor Walikota Jakarta Barat, dan Balai Seni Rupa Jakarta. pada tahun 10 Juni 1977 diresmikan sebagai Museum Keramik oleh Gubernur Ali Sadikin. Selanjutnya di tahun 1990 berubah menjadi Museum Keramik dan Seni Rupa.  

Kantor Pos Indonesia

Dok.pribadi / Kantor Pos Indonesia pertama
Dok.pribadi / Kantor Pos Indonesia pertama

Bangunan ini merupakan kantor Pos Indonesia yang pertama. Diresmikan oleh Gubernur Gustaaf Willem Baron Van Imhoff pada 20 Agustus 1746, saat dirinya menjabat sebagai Gubernur Hindia Belanda ke-25 pada saat itu.

Bangunan ini dibangun untuk menyimpan surat atau paket pos di masa itu. Di jaman itu tidak ada kurir yang berteriak "pakeeett!!" Jadi, para penerima surat atau paket harus datang sendiri ke kantor pos untuk menjemputnya. Saat ini bangunan itu selain masih difungsikan sebagai Kantor Pos juga dimanfaatkan sebagai sentra UMKM dan kuliner.

Taman dan Air Mancur Fatahillah


Dok.Pribadi / Air Mancur Taman Fatahillah
Dok.Pribadi / Air Mancur Taman Fatahillah
Bentuknya berupa lapangan yang ada di pusat Kota Tua Jakarta. Terdapat sebuah air mancur di sisi tengahnya. Berdasarkan info dari Pamelita (tour guide) air mancur itu bersumber dari wilayah Glodok, Jakarta Barat. Dan menurut Pame lagi, penamaan daerah Glodok berasal penyebutan oleh masyarakat etnis Tionghoa saat itu yang menggambarkan air yang memancur dengan kata "geluduk-geluduk" yang berarti airnya menyembur.  

Namun, pada abad ke-19 air mancur tersebut hilang. Pemerintah Indonesia mencoba menggali lagi area tersebut. Ternyata ditemukan pipa-pipa air di dalam tanah, sehingga keberadaan air mancur itu bukan hanya mitos belaka.

Museum Wayang

Dok.Pribadi / Museum Wayang
Dok.Pribadi / Museum Wayang

Museum ini dulunya difungsikan sebagai gereja oleh Pemerintah VOC. Museum ini diresmikan menjadi Museum Wayang pada 13 Agustus 1975. Sesuai dengan Namanya, museum ini menyimpan sejumlah koleksi Wayang dari Indonesia juga dari negara-negara tetangga. Kok ada wayang di negeri orang? Apa kesenian asli Indonesia ini diakuisisi lagi oleh bangsa lain? Dweeerrrrr!!!

Di beberapa negara lain ada pula kesenian Wayang. Contohnya di Kamboja, seni Wayang ini dikenal dengan nama Lakhaon Nang Sbek. Di Malaysia juga terdapat seni Wayang. Akademisi Bahasa dan Sastra Jawa, Rudy Wiratama mengatakan, Malaysia memiliki tiga jenis wayang yang dikenal, yakni Wayang Jawa, dan Wayang Purwa dari Jawa, serta Wayang Siam yang berasal dari Thailand. Hal ini terjadi karena migrasi orang-orang suku Jawa ke Malaysia pada abad ke-19-20.

Meriam Si Jagur

Dok.Pribadi / Meriam Si Jagur
Dok.Pribadi / Meriam Si Jagur

Dibuat pada tahun 1961 di Makau. Meriam ini milik Pemerintah Portugis dengan maksud mempertahankan Malaka dari Belanda. Beratnya hampir 3,5 ton.

Si Jagur dibuat dari peleburan 16 meriam kecil. Hal itu sebagai alasan dibuatkan ukiran di bagian atas meriam bertuliskan "Ex Me Ipsa Renata Sum"  yang berarti, aku diciptakan dari diriku sendiri.


Monumen Jalur Trem

Dok.Pribadi / Monumen Jalur Trem
Dok.Pribadi / Monumen Jalur Trem

Monumen ini sebagai penanda bahwa alat transportasi masa itu menggunakan Trem atau kereta. Yang membedakan Trem dengan Kereta adalah lokomotif dan gerbongnya lebih kecil. Diawali dari Trem Kuda, Trem Uap, dan terakhir Trem Listrik.

Keberadaan Trem ini kemudian dinonaktifkan pada 1933 tergusur oleh kendaraan jenis baru yang beroperasi di Batavia.

Gedung Jasindo

Dok.Pribadi / Bagian samping gedung Jasindo
Dok.Pribadi / Bagian samping gedung Jasindo

Gedung ini mulanya dipakai sebagai kantor urusan dagang Jawa Barat. Keberadaan Gedung ini dijadikan pemerintah Indonesia sebagai bukti bahwa Jakarta adalah pusat perdagangan Indonesia saat itu. Alasannya, bangunan ini adalah tempat mengepulkan hasil rempah-rempah yang akan dikirim ke Eropa. Bangunan ini kini digunakan sebagai kantor PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero).

Gedung Dasaad Musin Concern

Dok.Pribadi / Gedung Dasaad Musin Concern
Dok.Pribadi / Gedung Dasaad Musin Concern

Gedung ini dimiliki oleh seorang pengusaha Minangkabau yang lahir di Pilipina, Agoes Moesin Dasaad. Beliau adalah salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dalam Bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. Sebagai konglomerat, beliau juga ikut mendanai perjuangan Ir. Soekarno. Saat ini Gedung tersebut kerap dijadikan lokasi para vlogger untuk membuat konten.

Gang Virgin

Dinamakan Gang Virgin karena jalan kecil di antara bangunan-bangunan di kota tua itu memiliki sebuah kafe di ujung gang bernama Virgin. Di kafe tersebut biasa dilakukan semacam fashion show di mana para modelnya adalah warga Indonesia yang dijadikan budak oleh orang-orang Belanda. Pertunjukan tersebut digunakan mereka sebagai ajang pameran. Saat "model-model" tersebut berjalan di catwalk akan disebutkan siapa nama majikan mereka. Semakin banyak budak yang dimiliki maka akan dianggap dialah yang paling kaya.

Stasiun Jakarta Kota

Dok.Pribadi / Stasiun Jakarta Kota
Dok.Pribadi / Stasiun Jakarta Kota

Sebelumnya bernama Stasiun Beos ini dibangun pada tahun 1870. Memiliki luas 325 hektar. Berdasarkan informasi dari laman KAI Heritage stasiun ini merupakan stasiun terbesar di Indonesia. Setelah mengalami renovasi selama 3 tahun 1926 - pertengahan 1929 akhirnya kembali beroperasi lagi pada 8 Oktober 1929 hingga saat ini.

Toko Merah

Dok.Pribadi / Toko Merah
Dok.Pribadi / Toko Merah

Bangunan ini didirikan oleh Gustaaf Willem Baron Van Imhoff pada tahun 1730 dan digunakan sebagai rumah pribadi. Menurut Pamelita, bangunan berwarna merah ini terdiri dari susunan batu bata yang dibawa langsung dari Belanda dan memang aslinya berwarna merah. Jadi sebenarnya tidak berhubungan dengan peristiwa kelam yang dialami ribuan etnis Tionghoa di Batavia yang lebih dikenal dengan Geger Pecinan. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1740. Diperkirakan 10.000 masyarakat Tionghoa yang saat itu berada di Batavia dihabisi nyawanya. Hal ini dipicu karena adanya masalah ekonomi pemerintah VOC yang diakibatkan tingkat penjualan rempah dan gulanya yang mengalami penurunan di Batavia. Hal itu diduga karena munculnya banyak masyarakat Tionghoa yang berdagang di Indonesia.

Asal mula bangunan ini berwarna merah hingga saat ini masih memiliki banyak pendapat yang berbeda. Sejak bangunan itu berpindah tangan pada seorang Tionghia bernama Oey Liaw Kong bangunan ini pernah dijadikan toko. Sehingga dikenal hingga saat ini menjadi Toko Merah.

Museum Sejarah Jakarta

Dok.Pribadi / Museum Sejarah Jakarta
Dok.Pribadi / Museum Sejarah Jakarta

Karena keterbatasan waktu, di antara lokasi-lokasi yang kami lewati, hanya Museum Sejarah Jakarta (MSJ) yang kami akses sampai ke dalam.  

Di MSJ kami disambut oleh Koordinator Tourist Guide Unit Pengelola (UP) Museum Kesejarahan Jakarta, Amat Kusaini Al Alexs.

Pak Alex menceritakan garis besar sejarah pembangunan MSJ ini. Bangunan yang dibangun pada  1707-1710 atas perintah Gubernur Jendral Joan van Hoorn. Awalnya bangunan ini digunakan sebagai Balai Kota Batavia (bahasa Belanda: Stadhuis van Batavia).

Dokumentasi Grup HPI
Dokumentasi Grup HPI

Dok.pribadi
Dok.pribadi

Bangunan ini sengaja dibuat seperti Istana Dam di Amsterdam. Banyak ruangan dalam bangunan ini, salah satunya adalah penjara bawah tanah dan wanita untuk para pemberontak kepemimpinan Belanda saat itu. Pak Alex mengatakan penjara bawah tanah yang ada di Gedung ini hanya digunakan untuk memenjarakan itu selama 2 hari saja, karena setelah itu mereka akan menghadapi pengadilan.

Dok.Pribadi / Penjara Wanita
Dok.Pribadi / Penjara Wanita

Dok.Pribadi / Penjara Bawah Tanah
Dok.Pribadi / Penjara Bawah Tanah

Lapangan Fatahillah yang bisa dilihat dari bangunan lantai 2 MSJ adalah lokasi eksekusi hukuman untuk para terdakwa. Sengaja dibuat di lapangan agar banyak mata yang memandang prosesi menyeramkan itu, sehingga tidak ada lagi yang berani melakukan perlawanan terhadap segala aturan yang diberlakukan pemerintah Belanda. Hukuman yang diberlakukan Belanda saat itu hanya 2 yakni, hukuman gantung atau hukuman penggal. Hukuman penggal dilakukan dengan menggunakan sebuah pedang yang dinamakan Pedang Keadilan.

Dok.pribadi / Pedang Keadilan
Dok.pribadi / Pedang Keadilan

Dok.pribadi 
Dok.pribadi 

Terdapat sebuah lonceng di pucuk bangunan merupakan alarm yang dibunyikan sebelum dilakukannya eksekusi hukuman mati. Makanya, banyak yang menyebut lonceng itu sebagai Lonceng Kematian.

Dok.Pri / Lonceng kematian
Dok.Pri / Lonceng kematian

Pada 30 Maret 1974, bangunan ini diresmikan oleh bapak Ali Sadikin sebagai Museum Sejarah Jakarta. Sejak diresmikan menjadi museum, banyak barang-barang peninggalan sejarah yang disimpan di sana. Ada barang-barang asli bawaan dari Gedung itu saat masih menjadi Balai Kota, adapula koleksi barang-barang lain yang ditemukan dari berbagai daerah di Indonesia.

Dok.pribadi 
Dok.pribadi 

Pak Alex mengatakan bahwa MSJ ini adalah Museum terfavorit di Indonesia. Saat pandemic covid lalu, Museum Sejarah Jakarta pernah menerima hampir 5000 peserta Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan sistem online. Sehingga diharapkan museum bukan hanya sebagai tempat wisata sejarah saja tapi juga bisa berperan sebagai sumber pendidikan.

Dokumentasi Grup HPI // Penyerahan Sertifikat dari HPI untuk Mbak Pamelita
Dokumentasi Grup HPI // Penyerahan Sertifikat dari HPI untuk Mbak Pamelita

Dokumentasi Grup HPI // Penyerahan Sertifikat dari HPI untuk Pak Alexs
Dokumentasi Grup HPI // Penyerahan Sertifikat dari HPI untuk Pak Alexs

Wisata Kota Tua Jakarta tak hanya menyajikan tempat-tempat bersejarah saja. Untuk yang ingin berwisata kuliner dan belanja ada tempat yang disediakan dengan tarif yang beragam.

Dok.Pribadi
Dok.Pribadi

Sebagai informasi tambahan namun penting, di Museum Sejarah Jakarta ini pemerintah menyediakan fasilitas free guided tour. Ada banner yang dipasang di sebuah posko berkenaan dengan hal tersebut dan diamini juga oleh Pak Alex dan Pamelita sebagai tour guide di sana. Namun, jika ingin memberi ucapan terima kasih pun tidak ada larangan untuk melakukannya.

Dok.Pribadi
Dok.Pribadi

Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih pada pihak Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Jakarta, atas undangan serta bingkisannya untuk Blogger dan pemenang quiz. Untuk  Pamela dan Pak Alex sebagai perwakilan tour guide dari Wisata Kota Tua dan Museum Sejarah Jakarta yang sudah menemani kami sepanjang tur wisata ini dan memberikan penjelasan tentang detil sejarah Kota Tua Jakarta, juga teman-teman sesama peserta yang membuat program ini rasanya sangat asik dan seru.

Jadi, untuk yang belum pernah ke Kota Tua Jakarta, kapan mampir?

Salam sayang,

Ajeng Leodita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun