Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengunjungi Museum Modalnya Cuma Jaringan Internet?

24 Agustus 2023   20:45 Diperbarui: 24 Agustus 2023   21:00 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokpri// Mesin jahit Ibu walanda Maramis
Dokpri// Mesin jahit Ibu walanda Maramis

Loh, kan Belanda itu penjajah? Kok mereka setuju dengan ide dari Bu Walanda Maramis? Ya, kala itu mereka punya alasan khusus. Kepintaran yang didapatkan para perempuan-perempuan muda itu setelah bersekolah nantinya akan dimanfaatkan untuk kebutuhan para penjajah Belanda juga. Selain karena bisa dibayar murah juga Belanda bisa dengan mudah menyebarluaskan kebudayaan barat.

Kembali lagi ke soal kunjungan museum, saya yang dari Jakarta bisa sampai menjejakkan kaki di museum-museum luar daerah karena kebetulan pekerjaan saya mendukung hobi ini. Jadi, di sela-sela kunjungan kerja, saya bisa mampir di museum-museum yang entah kapan lagi bisa saya kunjungi. Jadi bisa dibilang aji mumpung, hehehe.

Jika kita melihat kendala, dalam segala hal kendala itu pun ada. Termasuk harapan untuk bisa keliling Indonesia untuk mengunjungi museum. Biaya dan waktu biasanya berada di posisi teratas. Walaupun sebenarnya kepuasan saat bisa mendatangi museum itu tak bisa dibayar dengan apapun.

Tapi kembali lagi, saat ini kita sudah merdeka, bangsa ini sudah maju. Teknologi berkembang pesat. Berkembangnya teknologi ini pun sedikit banyak mengubah pola pikir kita dalam memandang dunia. Semua menjadi bisa dijangkau dengan mudah, kecuali, hati si dia, uhuk.

Bulan lalu saya ikut dalam sebuah event museum tour yang diadakan salah satu komunitas di Kompasiana yang bekerjasama dengan sebuah EO yang berfokus pada kunjungan ke tempat wisata. Tujuan kunjungannya yaitu Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Event ini digelar dalam 2 pilihan. Walking tour dan tour virtual live via IG & Youtube. Hal ini tentunya menguntungkan untuk mereka yang tidak tinggal di Jakarta. Pengunjung  bisa menonton secara langsung tanpa harus jauh-jauh berkunjung. Hanya bermodalkan internet, baik paket data atau sambungan Wifi kita bisa berkunjung ke museum sekalipun jauh dari lokasi kita saat ini.

Lantas apa hubungannya antara cara memaknai kemerdekaan, museum dan teknologi internet?

Jelas ada, dong. 

Dari event museum tour yang saya ikuti kemarin, internet memudahkan segalanya. Kami bisa berkunjung secara virtual. Bisa berjelajah sambil ngopi, rebahan, nggak usah mandi pula. Yang terpenting koneksi internet harus paten. Kebetulan saya pakai First Media paket murah meriah cuma 274.725/bulan. First Media juga nggak menerapkan FUP (Fair Usage Policy) atau batasan jumlah tertentu pada pengguna kuota bandwidth. Jadi First Media ini unlimited, Gaes. 

Dokpri//Paket Murmer bahagia
Dokpri//Paket Murmer bahagia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun