Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Museum Keraton Sumenep - Ada Raja Sumenep yang Bisa Bicara dari Dalam Kandungan Ibunya

14 Agustus 2023   06:18 Diperbarui: 19 Agustus 2023   19:52 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Ahmad mengarahkan kami ke bangunan Museum Sumenep lebih dulu karena lokasinya bersisian dengan bagunan loket. Museum ini hanya ada 1 lantai. Ukurannya pun tidak terlalu besar.

Dokpri
Dokpri

Pemandangan pertama kami disuguhi sederet foto tokoh-tokoh yang pernah menjabat sebagai Bupati dan Sekretaris Daerah Sumenep, antara lain :

  • Raden Adipati Aryo Samadikoen
  • R.P Amidjoyo
  • R.P Moch Ali P.Koesumo
  • R. Moch Roeslan W.Koesumo
  • R. Moch Roeslan Tjakraningrat
  • Achjak Sosro Soegondo
  • Drs. Abdoerrachman
  • dll

(Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan nama dan gelar, hanya menyadur tulisan yang menempel di foto para tokoh tersebut)

Replika Cellong Pajenangger

Dokpri
Dokpri
Alat transportasi laut ini pernah digunakan pada tahun 1912 oleh orang-orang suku Bugis untuk berlayar ke wilayah Sumenep. Ada hal unik juga lho, karena dalam sejarahnya orang-orang dari Bugis sering datang ke Sumenep, di Kecamatan Sapeken masyarakatnya mayoritas berbahasa Sulawesi (termasuk bahasa Bugis), yang menemukan wilayah Sapeken ini juga justru orang-orang Bugis. Unik, ya. :D

Kereta Kencana / Kereta Mellor (My Lord)

Dokpri // Kereta Melor (My Lord)
Dokpri // Kereta Melor (My Lord)

Sultan Pakunataningrat / Sultan Abd.Rachman adalah sosok pemimpin Kerajaan Sumenep periode ke-32.  Beliau mendapatkan gelar doktor dari Ratu Inggris karena berhasil menerjemahkan bahasa sansekerta pada sebuah prasasti ke dalam bahasa Inggris dan diberi hadiah kereta melor (aslinya My Lord) yang saat itu diserahkan oleh Gubernur Raffles.

Namun, menurut beberapa sumber, kereta yang terpajang di museum itu bukanlah kereta asli, melainkan replika. Karena yang tersisa dari kereta melor itu hanya roda dan pirnya saja. 

Namun, proses pembuatan replika itu pun tidak asal-asalan. Sekitar tahun 90an salah satu pejabat teras Sumenep bernama Haji Kurniadi meminta bantuan kepada pihak Keraton Yogyakarta. Akhirnya, dikirimlah 7 orang yang ahli dalam pembuatan kereta ke Sumenep untuk melakukan tirakat di Asta Tinggi, yaitu makam raja-raja Sumenep. Setelah 7 hari 7 malam bertirakat. Ketujuh ahli pembuat kereta itu mendapatkan petunjuk secara batin yaitu rupa kereta yang akan dibuat replikanya.

Pengadilan / Tempat Sidang Keraton Sumenep

Dokpri
Dokpri

Dokpri // Rotan tempat menaruh berkas
Dokpri // Rotan tempat menaruh berkas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun