Sebelum mulai tur, saya bertemu dulu dengan mba Ira Latief (sesuai permintaan beliau dalam pesan WhatsApp) karena untuk blogger mendapat souvenir tanpa syarat. Eaakk, itulah enaknya jadi blogger, yagesyaaa... :D
Dari sekian banyak peserta yang hadir, kami dibagi menjadi beberapa kelompok. FYI, tidak semua peserta yang hadir di sana adalah member Koteka.
Ada pula dari komunitas lain, anak sekolah, juga keluarga. Kebetulan karena saya datang sendiri, dan nggak tahu di mana member Koteka lain yang datang. Saya diarahkan oleh Mbak Ira untuk bergabung dengan kelompok 4 yang hampir seluruhnya adalah member dari komunitas Ayo Motret Jakarta (AMJ).
Tiap kelompok ditemani oleh 1 orang Tour Guide (TG). TG kelompok 4 hari ini adalah Mas Rizky.
Mas Rizky mengumpulkan kami di sudut kanan sebelah pintu masuk. Setalah menyapa dan sedikit melempar canda agar suasana menjadi hangat, saatnya beliau masuk ke ranah yang lebih serius, yaitu menjelaskan sejarah bangunan ini hingga kemudian menjadi Munasprok.
Gedung yang memiliki luas lahan 3.914 m2 ini telah mengalami beberapa kali perubahan fungsi. Pertama kali dibangun pada tahun 1910 oleh Belanda untuk dijadikan sebagai kantor asuransi pertama (PT. Asuransi Jiwasraya) di Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda.Â
Arsiteknya bernama Johan Frederik Lodewijk Blankenberg. Kemudian bangunan ini diambil alih pihak Inggris sekitar tahun 1927 sebelum pecahnya Perang Pacific dan difungsikan sebagai rumah dinas Konsulat Kerajaan Inggris.
Namun, setelah Perang Pacific terjadi, Jepang menguasai Indonesia dan mengambil alih gedung ini yang kemudian dijadikan sebagai rumah kediaman Laksamana Tadashi Maeda.Â
Sekalipun Maeda adalah perwira tinggi Angkatan Laut Jepang, namun ia menaruh simpati pada rakyat Indonesia. Sehingga ia ingin membantu Indonesia untuk mempersiapkan kemerdekaannya.
Setelah penjelasan singkat di bagian depan museum, Mas Rizky mengajak kami memulai tur ke bagian dalam gedung. Ada beberapa ruang di dalamnya, yaitu: