Kaska tertawa terpingkal seraya mengepakkan buntutnya lebar-lebar. Ia berusaha memamerkan keindahan bulu-bulunya di hadapan cacing kecil yang mulai sebal melihat kelakuannya.
"Apa kau tak malu menjadi seekor cacing? Kau terlahir hanya untuk menjadi santapan burung-burung semacam aku. Kau jelek, tak punya bulu-bulu indah seperti milikku. Sekarang kau pilih, mau pergi atau membiarkan paruhku menangkapmu?"
Tiba-tiba ada sosok lain yang bergerak mendekat. Ia berjalan sangat cepat dan kemunculannya cukup mengagetkan dua spesies yang berbeda dengannya itu. Kadal kecil berwarna hijau yang hampir sama dengan daun-daunan di tumbuh di sekitar menghentikan langkahnya tepat di depan dua hewan yang terlihat saling ejek. Mata kadal itu melotot, sesekali lidahnya menjulur.
"Kalian meributkan apa?" tanya kadal kecil dengan wajah bingung.
"Belum selesai dengan cacing jelek, muncul satu lagi makanan tanpa harus repot-repot dicari," Kaska mulai lagi berulah.
"Sebenarnya sudah sejak tadi aku mendengar kalian ribut. Tapi aku malas ikut-ikutan. Yang kalian ributkan itu hal yang lucu. Sudah jelas, si burung sok tampan ini membutuhkan kita sebagai makanan, Cing. Aku juga punya protein, lemak, mineral dan kalsium. Kaum merak itu harusnya berterima kasih dengan keberadaanku."
"Ya, benar apa katamu, Dal. Seharusnya dia mengucapkan banyak terima kasih karena kita masih punya populasi yang banyak, sehingga spesies mereka tak akan kelaparan. Justru dia yang seharusnya sedih, populasinya tak lagi banyak. Coba lihat, sekarang saja dia sendirian di hutan, mana teman-temannya yang lain?" Cacing gentian meledek Kaska.
Belum sempat Kaska membela diri, tiga spesies yang saling adu sombong terkejut melihat jangkrik berukuran sedang yang terlihat buru-buru mendatangi mereka.
"Tuhan terlalu adil padaku, tanpa perlu bersusah payah, makanan-makanan enak justru mendatangiku tanpa diminta. Lihat, Tuhan lebih menyayangiku." Kaska kembali lagi dengan racauannya yang memuakkan.
"Nanti saja jika ingin memakanku. Semua protein, lemak, dan asam amino dalam tubuhku bisa kau santap setelah kau bisa selamatkan dirimu, Kawan." Ucap jangkrik cepat-cepat.
"Apa maksudmu, Jangkrik jelek?" Kaska menatap heran pada jangkrik yang menurutnya sok tahu itu.