Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mukena Mendiang Anak Pak Kyai

3 Desember 2022   09:29 Diperbarui: 3 Desember 2022   09:31 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://beritagar.id/

Libur panjang telah tiba. Wiyoko bersama anak dan istrinya akan menghabiskan liburan di rumah warisan mendiang mertuanya. Setelah kedua orang tua istrinya meninggal dunia, rumah itu dibiarkan kosong, hanya seorang tetangga yang diberdayakan untuk merawatnya.

Rumah itu lebih besar dari rumah pribadi mereka di Jakarta. Pekarangannya luas, ada pohon beringin di halaman samping yang akarnya sudah kemana-mana. Sesekali Gina bergidik melihatnya, teringat cerita-cerita horor khas anak sekolah tentang kuntilanak yang mendiami pohon besar dan akan tertawa kencang di tiap malam.

*

Suasana pedesaan memang terasa jauh lebih menenangkan, suara adzan Maghrib terdengar lebih syahdu dari pada di kota.

"Gina, sholat dulu, Nak?" ajak Wiyoko.

Remaja itu hanya menggeleng sambil terus menatap layar ponselnya.

"Sholat itu kewajiban, lho. Kamu sudah mau 17 tahun masa sholatnya masih bolong-bolong?"

Gina tetap cuek menanggapi titah Sang Ayah. Nuning yang melihat kondisi semacam ini berulang kali memberi kode pada suaminya untuk tidak terus memaksa.

*

Waktu menunjukkan setengah delapan malam, suasana sekitar sudah serupa kota mati, gelap dan sepi. Setelah makan malam, Nuning dan suaminya langsung masuk kamar, selain lelah, udara dingin membuat rasa kantuk makin tak tertahankan. Tinggallah Gina yang masih terjaga. Remaja itu tak bisa memejamkan mata karena suara jangkrik yang bersautan mengganggu indera pendengaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun