Aku melirik gadis itu, ia tetap tenang dalam posisinya, tidak kasak kusuk seperti perempuan-perempuan yang sudah dekat dengan stasiun tujuan untuk membereskan barang bawaan. Begitu pun lelaki di sebelahku.
"Selamat malam, sebentar lagi masuk di stasiun tujuan terakhir, mohon cek barang bawaannya supaya tidak tertinggal."
Peluit dari petugas di stasiun akhir sudah terdengar, petugas tadi berdiri di dekat pintu keluar. Perempuan incaranku berdiri dari posisinya. Aku masih berusaha tenang, tak ingin terlihat ingin cepat-cepat mengejarnya untuk berkenalan. Pria di sebelahku pun bangkit dari duduknya. Santai, Boni, toh, ini stasiun terakhir, pintu kereta tak akan menutup lebih cepat dari biasanya. Bathinku.
Walau tetap berusaha tenang, aku tak bisa menahan tatapan ini yang selalu mengarah padanya, aku takut perjuanganku malam ini sia-sia.
Kecepatan kereta terasa mulai melambat, pria yang duduk di sebelahku sudah keluar dari gerbong ini dengan tas ransel di punggungnya. Sementara perempuan idamanku terlihat bicara dengan petugas tadi.
"Pak, sepertinya pengendara mobil korban kecelakaan kereta beberapa bulan lalu itu masih di sini."
"Iya, Mbak, mungkin masih belum tenang, kasihan."
Bekasi,
20 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H