Mohon tunggu...
Toby Alaric
Toby Alaric Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Anak laki-laki kecil yang suka menulis

Kata mama, menulis itu adalah kebutuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perayaan 17 Tahun untuk Eve Bodeen

1 November 2023   21:29 Diperbarui: 1 November 2023   23:19 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi bagian dari keluarga Bodeen adalah takdir. Perkenalkan, namaku Dorma Bodeen. Orang tuaku, Ed dan Liv Bodeen adalah bekas teman lama yang kemudian menikah. Maka, lahirlah aku dan Eve, adikku.

Gelar anak sulung membuatku wajib menyikapi segalanya dengan dewasa, termasuk tidak memaksakan hal-hal yang sebenarnya tak masuk dalam logika. Walau semua terkesan punya hak bicara, namun ibuku tetap memegang kekuasaan tertinggi dalam rumah ini. Semua harus berdasarkan apa maunya. Di sini, Eve sebagai putri mahkota, anak bungsu yang selalu dimanjakan dengan hal-hal yang ku rasa berlebihan. Kadang, aku iba pada mentalku, ia harus terus mengalah untuk adikku.

Aku menyayangkan, mengapa di rumah keluarga-keluarga yang (mungkin) bahagia, selalu ada kebiasaan makan malam bersama? Jujur, aku membencinya. Sering aku dipaksa menerima menu-menu favorit adikku yang kadang tak ku sukai. Pernah sekali waktu aku memilih untuk tak makan, alih-alih merayuku yang tengah merajuk dalam kamar, ibu malah mendiamkanku seharian tanpa makanan. Bahkan, Bibi Joline, bekas asisten rumah tangga kami, harus diam-diam membuatkan makanan yang aku suka dan mengendap-endap masuk ke kamar setelah ia memastikan ibu tidur dengan pulas.

Seharusnya, ayah dan ibu meletakkan kata "mengalah" menjadi nama tengahku, agar aku selalu membawa beban itu seumur hidup.

Jika ada manusia paling beruntung di dunia ini, akan ku adu dengan keberuntungan Eve. Anak bungsu, penerima beasiswa, cantik, pandai main piano, bahkan ada kawan lama ayah yang sudah "mengikat" adikku di usia semuda itu untuk dilamar oleh anaknya kelak.

Kepandaian Eve membuatnya semakin diistimewakan dalam keluarga. Ibu mendaftarkannya di salah satu sekolah terbaik kota ini, walau akhirnya terpaksa berjauhan karena Eve harus masuk asrama.

Sementara aku? Ah, tidak. Ini bukan sedang membandingkan aku dan Eve, kami memang jelas berbeda, walau terlahir dari wanita keras kepala yang sama.

Aku dan Eve terbilang akrab, sikapnya selayaknya adik pada kakak, ia senang menganggu di jam-jam sibukku jika musim liburan tiba. Faktanya, aku memang tak pernah bisa menolaknya. Aku menyayangi adikku, selayaknya kakak yang lain. Eve pecinta apel kelas berat. Shampoo, sabun, body spray, lotion, semua beraroma apel. Ia suka pie dengan potongan apel di atasnya.

*

Seminggu lagi Eve berulang tahun. Seperti sejak saat ia pertama kali lahir di dunia, semua dibuat istimewa. Selalu ada perayaan untuknya. Perkara menang juara 3 dalam perayaan hari bendera saja, ibu membuatkannya sebuah acara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun