Dengan melihat contoh dari universitas-universitas di luar negeri yang menekankan pada inklusivitas, dukungan sosial, dan pendekatan yang lebih santai, ada baiknya sistem Ospek di Indonesia dikaji ulang. Penekanan pada pengembangan karakter bisa dilakukan dengan cara yang lebih positif dan suportif, tanpa harus melibatkan tekanan fisik atau mental yang tidak perlu.
Selain itu, budaya senioritas yang sering terlihat dalam Ospek Indonesia perlu ditinjau kembali. Alih-alih membangun hierarki yang kaku antara senior dan junior, orientasi bisa difokuskan pada pembinaan hubungan yang lebih sehat antara mahasiswa baru dan mahasiswa senior, yang bertujuan untuk mendukung dan membantu adaptasi mereka di lingkungan kampus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H