Tahun 2020 ini banyak perubahan yang terjadi pada hampir semua bidang. Salah satu bidang yang mengalami perubahan adalah agama. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya dimana kegiatan keagamaan bisa dilakukan secara beramai-ramai dan meriah. Tahun ini semua kegiatan keagamaan dilakukan tanpa hingar bingar dan kebiasaan yang dulu sering dilakukan, semua hanya bisa dilakukan dari rumah.
Meskipun kegiatan agama tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tapi ada hal positif yang bisa diambil, salah satunya ibadah dapat dilakukan secara lebih khusyuk dan lebih konsentrasi. Selain itu, beberapa hal positif lainnya, yaitu, isu-isu radikal, kekerasan antar agama dan hal-hal yang negatif yang mengatasnamakan agama berkurang, sebab semuanya fokus melawan satu masalah yang sama, virus corona (memang benar kata ilmu sosiologi, "sesuatu yang berbeda-beda akan bisa bersatu jika terdapat musuh yang sama"). Hari raya dari 5 agama di Indonesia merasakan dampak dari pandemi yang terjadi.
Berikut ini 5 hari raya yang harus dirayakan dari rumah:
1. Nyepi
Nyepi adalah hari raya bagi umat Hindu yang memiliki tujuan utamanya, yaitu memohon kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan alam manusia dan alam semesta. Pada perayaannya, hari raya nyepi memang dilakukan di dalam rumah, dengan cara berdiam di rumah dan tidak melakukan berbagai aktivitas fisik selain yang berguna untuk penyucian jiwa.
Namun sebelum hari raya nyepi ada upacara tawur agung kesanga yang harus dilakukan; upacara yang bertujuan untuk membersihkan bumi sebelum Nyepi, dimana umat Hindu akan melaksanakan tapa brata penyepian. Biasanya di daerah Bali upacara ini bisa dihadiri oleh semua umat Hindu, tapi tahun ini berbeda karena peserta yang hadir dibatasi jumlahnya dan diatur.
Selain dari sisi agama, upacara tahun ini juga terasa berbeda dari sisi pariwisata yang pada tahun-tahun sebelumnya menjadi daya tarik bagi turis, baik lokal maupun internasional, untuk menyaksikan secara langsung upacara tawur agung kesanga.
2. Paskah dan Jumat Agung
Jumat agung dan paskah adalah hari raya bagi umat kristiani, baik Kristen protestan maupun Kristen katolik. Perayaan Jumat agung dan Paskah adalah perayaan peringatan penyaliban, wafat dan kematian Isa almasih.
Tahun ini perayaan Jumat agung berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dimana semua umat kristiani terpaksa mengikuti ibadah dari rumah secara daring/online, padahal biasanya setiap tahun perayaan jumat agung selalu meriah dan penuh keramaian.
Hal-hal yang biasanya ada pada jumat agung seperti, drama/tablo tentang penyaliban Yesus, antusias umat Kristiani beribadah ke gereja serta pengamanan jelang ibadah oleh pihak kepolisian dan tentara di beberapa gereja, tidak nampak pada tahun ini. Gereja-gereja justru ditutup, tidak ada ibadah secara langsung karena mengikuti anjuran pemerintah untuk ibadah dari rumah.
3. Waisak
Waisak adalah hari raya bagi umat Buddha, dan menjadi hari suci agama Buddha. Hari raya Waisak memperingati tiga peristiwa penting atau yang biasa disebut "Trisuci Waisak" antara lain: lahirnya Pangeran Siddharta, Pangeran Siddharta menjadi Buddha, dan wafatnya Siddharta.
Setiap tahun perayaan hari raya Waisak di Indonesia diadakan di Candi Borobudur, biasanya dihadiri oleh banyak umat Buddha dari seluruh Indonesia. Selain umat Buddha yang datang ke Candi Borobudur, pada hari raya Waisak banyak wisatawan yang hadri juga, karena ingin melihat tradisi Waisak.
Namun, tahun ini prosesi perayaan Waisak, seperti berjalan kaki dari Candi Mendut ke Candi Borobudur ditiadakan, perayaan-perayaan di Wihara juga hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu. Perayaan Waisak tahun ini jadi tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya, baik bagi umat Buddha itu sendiri maupun wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur, tradisi yang sudah biasa dilakukan terpaksa berubah karena pandemi yang sedang melanda.
4. Idulfitri
Idulfitri atau Lebaran adalah hari raya umat Islam yang jatuh tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriah. Awal pagi hari selalu dilaksanakan Salat Idulfitri (SalatId), biasanya dilakukan di tanah lapang atau di jalan raya. Di Indonesia, setiap hari raya Idulfitri identik dengan tradisi mudik ke kampung halaman, bertemu dengan sanak saudara dan berkumpul bersama.
Hari raya Idulfitri tahun ini tampak berbeda, banyak sekali perubahan yang terjadi. Tahun ini pelaksanaan Salat Idulfitri dilakukan dari rumah demi memutus rantai penyebaran virus corona. Selain itu, tradisi mudik yang biasa terjadi, tidak bisa dilakukan pada tahun ini, pemerintah melarang kegiatan mudik. Semua berubah. Yang biasanya berkumpul bersama keluarga besar, tahun ini hanya bisa saling bertatapan muka lewat handphone dan permintaan maaf hanya bisa dikirim melalui pesan dari jarak jauh.
Virus corona telah mengubah semua kebiasaan dan tradisi serta semua bidang kehidupan, termasuk agama. Ibadah yang biasanya dilakukan secara beramai-ramai kini hanya bisa dilakukan sendiri, hari raya yang biasanya selalu bisa berkumpul bersama teman dan sanak saudara kini hanya bisa di rumah aja. Meskipun ibadah dan hari raya hanya di rumah, yang terpenting tetap khusyuk merayakannya, sebab yang terpenting bukanlah tradisinya melainkan hubungan dengan Sang Maha Kuasa, pencipta dunia ini. Semoga virus corona cepat berlalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H