Satu hari lagi,
Satu kali tatapan lagi,
Sebelum aku meninggalkan semuanya di belakang..,
Pertama kali aku mengenalnya secara tidak sengaja, saat aku akhirnya bisa mengakses kembali facebookku yang lama, yang tidak bisa kubuka karena aku lupa paswordnya, dan kemudian setelah sekian tahun aku teringat kembali akan paswordnya, dan saat itu aku melihat profilnya di kolom "People You May Know" dan iseng-iseng aku menambahkannya dalam pertemanan.
Keesokan harinya, aku menerima pesan yang berisikan ucapan terima kasih karena sudah menambahkan pertemanan dan dia menanyakan nomor ponselku, dan kemudian aku memberikannya karena aku merasa dia sepertinya orang baik, selanjutnya pertemanan kami lebih banyak di media chat atau sms.
Suatu hari, dia menuliskan komentar di status facebook-ku, bertanya apakah dia boleh menelponku, katanya dia ingin ngobrol, dan malam itu pun aku yang menelponnya dan dia bercerita tentang pertengkarannya dengan Abangnya, aku melihat memang sifat dia yang terkadang begitu kekanakan dan konyol melalui status-statusnya tetapi terkadang terlihat dewasa, benar-benar membingungkan, dan aku merasakan ada sesuatu yang aneh tentang dia dan Abangnya, apakah benar itu memang Abangnya, terlalu dekat untuk suatu hubungan persaudaraan, tetapi itu bukan urusanku, dan aku hanya bisa memberikan nasehat bahwa dia harus membicarakan baik-baik jika dia tidak suka dengan sifat Abangnya yang terlalu overprotektif terhadapnya.
Kemudian, saat aku membuka berandaku, aku melihat dia mengupload gambaran komik polisi yang menurutku keren, dan siang itu aku pun memintanya untuk menggambarkan fotoku untuk dijadikan seperti komik, dan dia menyuruhku untuk mengirimkan foto-foto melalui WhatsApp, katanya dia malas membuka profilku, dia tidak mau usil membuka profil orang, lucu juga adik yang satu ini, adik? Ya, seru juga kalau dia jadi adikku.
Tidak lama, hanya sekitar satu atau dua jam, dia sudah mengirimkan hasil karyanya, dan aku suka dengan hasilnya, dan memintanya untuk mengedit namaku, karena tidak sesuai nama asliku, dia bilang dia tidak tau nama asliku dan hanya menyamakannya dengan facebook, aku baru teringat, dia memang hampir tidak banyak bertanya tentangku, hanya dari apa yang aku ceritakan saja, bahwa aku sedang menempuh kuliah Sekolah Perwira tahun ini, dan sedang mengerjakan skripsiku, dan seperti yang sudah kuperkirakan, dia memberikan semangat padaku untuk menyelesaikan skripsiku. Saat aku ingin membalas jasanya dengan mengirimkan sejumlah uang, dia menolaknya, katanya dia sudah menganggapku seperti Abangnya sendiri, dan dalam persaudaraan tidak ada balas jasa. Dia cuma meminta padaku, semarah apapun aku padanya, jangan pernah membencinya dan bahwa aku akan selalu menjadi Abang yang baik untuknya. Dan aku menjawab, bahwa dia juga kuanggap adikku, dan aku jadi penasaran ingin bertemu langsung dengannya, dan dijawabnya dengan jawaban yang sederhana sekali "Jika memang sudah jodohnya bertemu, pasti kita akan bertemu Bang, asalkan Abang tidak menghilang begitu saja dari hidupku" apakah mungkin saat itu dia sudah melihat jauh ke masa depan? Entahlah, dia memang terkadang sangat membingungkan.
Tetapi aku tidak akan melupakan satu hari pun,
Tidak akan melupakan hal-hal kecil yang pernah kau lakukan.
Aku sering deactive-kan facebook yang satu ini, karena pacarku cemburuan, dan suatu malam dia menelponku dan meminta maaf karena dia menggunakan fotoku sebagai display picture di-BBM-nya dan dia dimaki-maki oleh seseorang yang mengaku sebagai Kakak Tingkatku di Akmil, setelah aku konfirmasi memang benar, tetapi mengapa harus orang itu, apakah dia juga sudah tau lebih banyak selama ini tetapi hanya pura-pura tidak tahu saja? Aku bilang tidak apa, asalkan jangan diulangi saja.
Suatu hari, aku melihat dia memberikan komentar pada status facebook Kakak Asuh-ku sewaktu di Akmil, ada sedikit perasaan tidak nyaman, sedapat mungkin aku ingin menjauhkan dia dari orang-orang dekatku, karena aku tidak bisa menerima kenyataan seandainya ada yang tahu tentang keberadaannya, karena aku kan hanya mengenalnya dari Facebook. Sewaktu aku menanyakannya, dia menjawab bahwa dia tidak mengenal Kakak Asuh-ku, dia hanya melihat profilnya dan menurutnya orangnya asik dan gokil, dia menambahkan pertemanan dan dikonfirmasi, dia bilang kalau seandainya itu mengangguku dia akan menghapus pertemanan dengan Kakak Asuh-ku, tetapi aku bilang tidak apa-apa, meskipun sebenarnya aku merasa tidak nyaman.
Suatu hari dia bilang kalau dia ingin aku mengirimkannya foto dengan pose yang konyol, seperti foto Kakak Asuh-ku yang sedang menggigit stroberi, terus aku bilang kalau itu menjiplak namanya, trus dia bilang bagaimana kalau menggigit durian saja sambil tertawa. Siang itu aku meminta temanku memfotoku saat makan siang sambil menggenggam jeruk dan aku kirimkan padanya, dan dia bilang aku masih sok jaim, dan aku hanya tertawa. Mungkinkah dia menyukai Kakak Asuh-ku, karena meski tersirat, dia sering mengorek informasi tentang Kakak Asuhku, termasuk dia begitu kecewa saat facebook Kakak Asuh-ku deactive, yang dikiranya telah memblokirnya. Terus dia bercerita kalau dia pernah diblokir seseorang yang dianggapnya penting tanpa alasan dan itu membuatnya sedih hingga 2 tahun lamanya, dan aku bilang, untuk apa mengingat orang yang sudah meyakiti hati kita.
Kemudian, suatu hari, aku merasa aku sedikit bisa mempercayai dia, dan aku rasa dia akan mengerti, bukankah dia sudah menganggap aku ini Abangnya? Aku memintanya untuk menggambarkan aku bersama seseorang, dengan pakaian pilot, dan dia menjawab kalau dia tidak pernah menggambarkan dua orang cowok dalam satu gambar, dan dia menjadi curiga mengapa aku meminta gambar seperti itu. Aku sedikit ragu dan bilang jika tidak bisa tidak apa-apa, dan aku bilang sebenarnya aku ingin memberikan kenang-kenangan untuk Pilot itu yang dulunya adalah Kakak kelas-ku di SMA.
Kemudian dalam sebuah percakapan di telpon, akhirnya aku ingin sedikit jujur padanya, tetapi aku khawatir dia akan marah padaku, ya entahlah, aku pikir bisa jadi dia marah padaku jika memang dia anggap aku Abangnya. Akhirnya aku menceritakan sedikit rahasiaku, bahwa aku tertarik dengan sejenis, dan bahwa aku menjalin hubungan dengan pilot yang aku bilang padanya dulu itu. Sedikit lama baru dia jawab dan dia jawab, bahwa dia hanya menginginkan yang terbaik buat diriku dan dia lebih ingin jika aku bisa selayaknya orang normal, dan harus bisa menjaga nama baik dan juga karirku. Aku termenung sejenak, dia tidak mengatakan kecewa, tetapi aku merasakan ada kekecewaan dari nada suaranya. Kemudian aku menceritakan lagi sedikit kehidupan pribadiku, bahwa aku sudah bertunangan, dengan seorang calon dokter dan anak seorang Atasan-ku, dan aku sangat menyayanginya, bahwa itu terjadi hanya karena kekalutan dan intermezo saat aku sempat putus dengan tunanganku, dan jawabannya sangat menggembirakan, dia dengan nada suara yang senang menasehatiku untuk tidak menyia-nyiakan wanita yang mencintaiku dan juga kucintai, dan dia ingin sekali menghadiri pernikahanku.
Dia juga pernah marah kepadaku saat aku mengupload foto yang menurutnya terlalu vulgar sebagai foto profil, dan aku juga marah saat dia menuduh bahwa aku melakukannya karena ingin mencari perhatian pria gay. Dia hanya ingin aku menjaga nama baikku, dan dia bilang tidak ada wanita yang suka melihat seorang cowok berpose telanjang dada hanya menggunakan celana renang, dan kali ini alasannya logis, dia memang bisa membaca pikiranku. Perhatiannya memang menyenangkan, tetapi kadang itu sedikit menjengkelkan saat aku menyadari ternyata dia memang selalu perhatian dengan orang lain, aku bukanlah seseorang yang spesial, meskipun dia sering mendedikasikan status-status Facebooknya untukku secara tersirat, dan disampaikannya melalui WhatsApp bahwa status itu untukku, bahwa dia sangat senang mempunyai saudara sepertiku, atau mungkin sebenarnya hanya peran pengganti saja, karena sekarang aku lihat dia tidak terlihat dekat lagi dengan Abangnya yang dulu pernah bertengkar dengannya.
Saat menyayangimu adalah saat-saat terbaik di dalam hidupku,
Saat meninggalkanmu adalah hari tersulit di dalam hidupku,
Hari ini tiba-tiba tunanganku marah-marah, karena dia melihat ada seseorang yang mengupload gambar fotoku di Instagram, dan saat tunanganku bilang namanya, ternyata itu si adik. Penasaran aku buka, dan memang benar adik mengupload gambar yang pernah dibuatnya di Instagram. Aku menjelaskan pada tunanganku tetapi dia tidak mau terima, dan bertanya ada hubungan apa aku dengan si adik, dan aku bilang dia itu teman facebookku, dan tunanganku memintaku untuk memblokirnya dan menghapus dia dari semua kontakku. Aku pun melakukannya. Malam itu aku coba menelpon dia, tidak diangkat, akhirnya aku pun menghapus semua kontaknya dan memblokirnya di Facebook dan telponku. Kemudian dia sms dan bilang kalau tadi dia sedang jalan keluar dengan temannya, dan aku pun menelponnya melalui nomor lain perihal hal tersebut. Dan dia bilang, dia tidak merasa bersalah bahwa memang itu benar hasil karyanya dan memang dia selalu upload di Instagram, dan aku pikir memang dia tidak salah, dan aku coba mencari alasan dengan bilang gambar yang diupload itu menggunakan nama asliku dan tunanganku marah-marah karena hal itu. Kemudian dia bertanya, apakah benar tunanganku yang marah atau orang yang lain? Karena menurut dia sangat diluar logika cewek cemburuan dengan teman cowok pacarnya, apalagi jika dianggap sudah seperti saudara. Dia benar, masalahnya aku tidak pernah membiarkan orang-orang dekatku tahu keberadaannya dan pertemananku dengannya, maafkan aku Dek. Dia bilang dia akan menghapus semua gambar-gambar itu di Instagram, tetapi tidak yang di Facebook karena gambar-gambar itu tidak bernama dan banyak yang menyukai hasil karyanya itu. Aku hanya diam saja, karena sesungguhnya aku sudah memblokirnya. 30 menit kemudian dia sms kalau semua sudah dihapus dan menyuruhku memeriksanya. Aku hanya balas dengan singkat, terima kasih.
Besok paginya, aku mendapapatkan sms darinya, dia sudah menyadari jika aku memblokirnya, dan dia marah-marah padaku, dan heran mengapa harus memblokir karena dia tidak merasa melakukan kesalahan yang berat, cukup hapus pertemanan jika memang tidak akan berteman dengannya dan dia juga tidak akan mengangguku lagi, dia berkata memblokir itu sangat menyakiti terutama selama ini dia sellau memberikan yang terbaik dan support untukku. Aku tidak membalasnya, dan aku pun membuang semua kartu simcard yang selama ini aku gunakan untuk menghubunginya. Selamat tinggal Adik, mulai hari ini kita jalani jalan hidup kita masing-masing karena aku juga setidaknya menjalankan nasihatmu, untuk menjaga tunanganku yang mencintaiku dan juga kucintai, termasuk dengan mengorbankan dirimu, dan suatu hari kau akan mengerti mengapa aku melakukan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H