Mohon tunggu...
Fahrandi Nugraha
Fahrandi Nugraha Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Rendy LDD

I am what I am. I do what I want. I don't give a damn what people talk or think about me. This is me anyway~

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

ME IRE (Kisah Tentang Seseorang)

6 Januari 2014   23:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:05 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu hari lagi,

Satu kali tatapan lagi,

Sebelum aku meninggalkan semuanya di belakang..,

Pertama kali aku mengenalnya secara tidak sengaja, saat aku akhirnya bisa mengakses kembali facebookku yang lama, yang tidak bisa kubuka karena aku lupa paswordnya, dan kemudian setelah sekian tahun aku teringat kembali akan paswordnya, dan saat itu aku melihat profilnya di kolom "People You May Know" dan iseng-iseng aku menambahkannya dalam pertemanan.

Keesokan harinya, aku menerima pesan yang berisikan ucapan terima kasih karena sudah menambahkan pertemanan dan dia menanyakan nomor ponselku, dan kemudian aku memberikannya karena aku merasa dia sepertinya orang baik, selanjutnya pertemanan kami lebih banyak di media chat atau sms.

Suatu hari, dia menuliskan komentar di status facebook-ku, bertanya apakah dia boleh menelponku, katanya dia ingin ngobrol, dan malam itu pun aku yang menelponnya dan dia bercerita tentang pertengkarannya dengan Abangnya, aku melihat memang sifat dia yang terkadang begitu kekanakan dan konyol melalui status-statusnya tetapi terkadang terlihat dewasa, benar-benar membingungkan, dan aku merasakan ada sesuatu yang aneh tentang dia dan Abangnya, apakah benar itu memang Abangnya, terlalu dekat untuk suatu hubungan persaudaraan, tetapi itu bukan urusanku, dan aku hanya bisa memberikan nasehat bahwa dia harus membicarakan baik-baik jika dia tidak suka dengan sifat Abangnya yang terlalu overprotektif terhadapnya.

Kemudian, saat aku membuka berandaku, aku melihat dia mengupload gambaran komik polisi yang menurutku keren, dan siang itu aku pun memintanya untuk menggambarkan fotoku untuk dijadikan seperti komik, dan dia menyuruhku untuk mengirimkan foto-foto melalui WhatsApp, katanya dia malas membuka profilku, dia tidak mau usil membuka profil orang, lucu juga adik yang satu ini, adik? Ya, seru juga kalau dia jadi adikku.

Tidak lama, hanya sekitar satu atau dua jam, dia sudah mengirimkan hasil karyanya, dan aku suka dengan hasilnya, dan memintanya untuk mengedit namaku, karena tidak sesuai nama asliku, dia bilang dia tidak tau nama asliku dan hanya menyamakannya dengan facebook, aku baru teringat, dia memang hampir tidak banyak bertanya tentangku, hanya dari apa yang aku ceritakan saja, bahwa aku sedang menempuh kuliah Sekolah Perwira tahun ini, dan sedang mengerjakan skripsiku, dan seperti yang sudah kuperkirakan, dia memberikan semangat padaku untuk menyelesaikan skripsiku. Saat aku ingin membalas jasanya dengan mengirimkan sejumlah uang, dia menolaknya, katanya dia sudah menganggapku seperti Abangnya sendiri, dan dalam persaudaraan tidak ada balas jasa. Dia cuma meminta padaku, semarah apapun aku padanya, jangan pernah membencinya dan bahwa aku akan selalu menjadi Abang yang baik untuknya. Dan aku menjawab, bahwa dia juga kuanggap adikku, dan aku jadi penasaran ingin bertemu langsung dengannya, dan dijawabnya dengan jawaban yang sederhana sekali "Jika memang sudah jodohnya bertemu, pasti kita akan bertemu Bang, asalkan Abang tidak menghilang begitu saja dari hidupku" apakah mungkin saat itu dia sudah melihat jauh ke masa depan? Entahlah, dia memang terkadang sangat membingungkan.

Tetapi aku tidak akan melupakan satu hari pun,

Tidak akan melupakan hal-hal kecil yang pernah kau lakukan.

Aku sering deactive-kan facebook yang satu ini, karena pacarku cemburuan, dan suatu malam dia menelponku dan meminta maaf karena dia menggunakan fotoku sebagai display picture di-BBM-nya dan dia dimaki-maki oleh seseorang yang mengaku sebagai Kakak Tingkatku di Akmil, setelah aku konfirmasi memang benar, tetapi mengapa harus orang itu, apakah dia juga sudah tau lebih banyak selama ini tetapi hanya pura-pura tidak tahu saja? Aku bilang tidak apa, asalkan jangan diulangi saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun