Keesokan harinya, kegiatan lomba berlangsung di gedung SDI Ekasapta. Kembali saya keluar menjadi juara 1 dan siap mewakili kabupaten Flores Timur untuk mengikuti lomba antar kabupaten se-NTT di tingkat provinsi. Sepulang dari Larantuka, setip hari saya lalui dengan menyelesaikan tugas latihan mata pelajaran IPA yang berikan oleh guru pembimbing.
Hingga waktu untuk berangkat ke kupang tiba, di sekolahku mengadakan acara pelepasan saya untuk berangkat mengikuti lomba d Kupang. Di acara pelepasan itu, turut hadir juga beberapa tokoh adat, tokoh masyarakay dan bapak Gabriel gekeng Ruron (kepala Desa pada saat itu). Soreh itu juga saya bersama pak Frans koten berankat ke larantuka untuk bergabung bersama rombongan dan siap untuk berangkat ke kupang.
Di Kupang kami tinggal di Hotel (lupa nama) yang tidak jauh dari gedung tempat diadakan perlombaan. Keesokan harinya saya didatangi Bapak Gabriel Gekeng Ruron yg rupanya ikut juga ke Kupang untuk mensuport saya di perlombaan. Disaat itu rasa percaya diri saya untuk mengikuti lomba semakin kuat.
Setelah 2 hari istirahat, kini tiba hari yang ditunggu. Perlombaan dibagi menjadi 3 bagian yaitu: Tertulis,Cerdas cermat dan Cepat tepat. Ketika memasuki ruangan perlombaan Tertulis, saya merasa sangat percaya diri dengan bekal yg diberikan oleh guru pembimbing saya. Saat membuka lembaran soal, saya kaget. Hampir 100% soal adalah soal latihan yang selama beberapa hari sebelumnya sudah saya kerjakan bersama pak Frans. 30 menit saya selesai dan ketika diperiksa ternyata tidak ada jawaban saya yang salah.
Masuk ke babak berikut yaitu Cerdas cermat. Di babak ini saya masih unggul dengan poin tertinggi. Selanjutnya babak terakhir yaitu Cepat tepat. Dibabak ini peserta dari sumba barat mendapat urutan perolehan poin di posisi pertama dan saya berada di posisi kedua. Disinilah terjadi perselisihan pendapat antara panitia dan pendamping peserta lomba. Pantitia langsung mengambil keputusan bahwa yang menempati posisi pertama di babak terakhirlah yang keluar menjadi juara. Namun tidak sedikit juga peserta rapat yang protes bahwa untuk dapat menentukan sang juara maka harus menghitung akumulasi poin dari ke tiga babak. Namun panitia tetap pada keputusan. sehingga saya dan rambongan harus puas dengan hasil keputusan panitia. Kami kembali ke Larantuka dengan membawa 1 piala juara 2 Mata pelajaran IPA. Sedangkan teman-teman dari mata pelajaran lain tidak mendapat juara.
Dari perlombaan mata pelajaran tingkat Sekolah Dasar pada tahun Ajaran 2001/2002, saya menyumbangkan 2 piala untuk SDN Lamatou. Piala juara 1 tingkat kabupaten dan piala juara 2 tingkat provinsi.
Setelah lulus SD saya melanjutkan ke tingkat SMP di SMPN 1 Larantuka. Tidak pernah ada lagi prestasi yg diukir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H