Semua pekerjaan itu mulia. Selagi pekerjaan itu halal dan dikerjakan dengan cara yang halal. Setiap pekerjaan memberikan konsekuensi positif bagi diri kita sendiri. yang terpenting adalah niat kita untuk dalam bekerja. Setiap pekerjaan memberikan pelajaran yang sangat berarti dan membawa berkah sendiri dalam kehidupan ini. Biarkan hidup ini mengalir dan menemui muaranya. Hal ini disampaikan oleh Yoseph Sudarso Uhe Kelen saat bercengkerama dengannya di rumah salah satu warga di Tanjung Bunga saat ia sedang mengantar beberapa koran harian Pos Kupang kepada pelanggannya.
Kurang lebih satu tahun pria kelahiran Waiklibang yang kini menetap di Kelurahan Weri Kota Larantuka ini berjejal dengan waktu mengantar dan menjual koran untuk para pelanggannya dan kepada siapa saja yang membutuhkan. Sebuah pekerjaan yang tidak begitu ramai diminati oleh kebanyakan orang. Namun bagi pria berbadan kekar ini,menjadi loper koran itu sangat istimewa. istimewa bagi diri sendiri dan menjadi istimewa bagi orang lain. Bagi diri sendiri selain sebagai ladang untuk mengais Rupiah namun disisi lain banyak hal yang kita peroleh diantaranya memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan melalui membaca. Sedangkan menjadi istemewa untuk orang lain diantaranya bisa menjadi penyambung informasi ataupun ilmu melalui koran yang hendak dibaca terutama masyarakat kita yang tinggal di Desa-desa.selain didapatkannya melalui media cetak, elektronik ataupun online
Ia begitu mencintai pekerjaan sebagai seorang loper koran. Bekerja dengan tulus dengan penuh kesabaran merupakan kunci emas dalam menjalani aktivitas hariannya. ia tak mengeluh apalagi putus asa. hidup adalah perjuangan dan perjuangan membutuhkan pengorbanan. dan yang pasti rintangan selalu menyertai. rintangan bukanlah menjadi penghalang namun menjadikan kita untuk memaknai arti dari sebuah kehidupan dan pada akhirnya menemukan arti dari kehidupan. hal ini dirasakan oleh Darso Kelen. Terkadang harus mendorong motor karena macet, menahan godaan ataupun usilan dari orang-orang dalam menjajahkan koran. kurang lebih seratus lima puluh eksemplar yang harus ia bagikan kepada pelanggan tetapnya setiap hari. dari seratus lima puluh eksemplar itu selain pelanggan tetap yang tinggal di dalam kota namun lebih banyak pelanggan yang ada di desa-desa  terutama di wilayah Kecamatan Tanjung Bunga Kabupaten Flores Timur.
Darso begitu nama sapaan hariannya  mempunyai alasan tersendiri mengapa ia lebih memilih Kecamatan Tanjung Bunga untuk mencari para pelanggan koran harian pos kupang . Selain faktor emosional karena berdarah  Tanjung Bunga namun lebih dari itu ia menginginkan agar masyarakat Tanjung Bunga tidak ketinggalan informasi,berkembang seperti daerah-daerah yang lain. banyak hal yang harus dibenahi terutama dari aspek sumber daya manusia. mungkin media cetak ataupun lainnya bisa menjadi sinyal ataupun benih yang akan tumbuh dari ketertinggalan ini.  Karena ia sangat yakin bahwa Koran merupakan pemberi informasi sekaligus pemberi ilmu gratis yang harus diketahui melalui dengan membaca. Dengan membaca berita,informasi yang berguna yang bisa menjadi sumber inspirasi buat diri kita untuk dijadikan referensi dalam berkembang menghadapi era globalisasi ini,Jelas Darso anak ke dua dari delapan bersaudara ini.
Sebagai loper koran,Ia sadar bahwa tidak mudah juga untuk menjalankan aktivitas ini. selain menghadapi kondisi alam seperti terik,hujan,hal lain yang turut mempengaruhi diantaranya minat baca masyarakat yang masih rendah. tak bisa dipungkiri itu. Hal ini terlihat dari minat untuk membeli koran cukup rendah pada hal harga eceran hanya tiga ribu rupiah per eksemplar.dan untuk langganan tergantung jauh dekatnya. Dalam kota tujuh puluh ribu rupiah dan di luar kota seperti Tanjung Bunga kurang lebih delapan puluh ribu rupiah/bulan.Namun dilain pihak ada masyarakat yang minat bacanya cukup tinggi namun rendah dalam membayar atau hanya membaca saja. mungkin Hal ini yang saya amati selama ini,Ungkap Darso yang pernah mengaduh nasib di tanah Batam ini.
Namun itu bukan berarti mematahkan semangatnya  untuk menjajahkan koran. kita tidak  bisa menenggelamkan/mendiamkan diri dan terkungkung dalam kebelengguhan kekurangan kita sendiri. pola pendekatan juga diterapkan dan harus ada yang menggerakannya. dan peran media baik cetak maupun elektronik sangat dibutuhkan untuk bisa melepaskan kebelengguhan ini. Menurut Darso Kelen ada beberapa alasan sehingga minat masyarakat untuk membaca masih kurang diantaranya lingkungan yang tidak mendukung, ekonomi yang masih lemah lembut dan tingkat kesadaran kita akan pentingnya membaca masih jauh dari kata harapan,ungkap pria yang masih lajang ini.
KISAH SANG LOPER KORAN
Yoseph Sudarso Uhe Kelen
Semua pekerjaan itu mulia. Selagi pekerjaan itu halal dan dikerjakan dengan cara yang halal. Setiap pekerjaan memberikan konsekuensi positif bagi diri kita sendiri. yang terpenting adalah niat kita untuk dalam bekerja. Setiap pekerjaan memberikan pelajaran yang sangat berarti dan membawa berkah sendiri dalam kehidupan ini. Biarkan hidup ini mengalir dan menemui muaranya. Hal ini disampaikan oleh Yoseph Sudarso Uhe Kelen saat bercengkerama dengannya di rumah salah satu warga di Tanjung Bunga saat ia sedang mengantar beberapa koran harian Pos Kupang kepada pelanggannya.
Kurang lebih satu tahun pria kelahiran Waiklibang yang kini menetap di Kelurahan Weri Kota Larantuka ini berjejal dengan waktu mengantar dan menjual koran untuk para pelanggannya dan kepada siapa saja yang membutuhkan. Sebuah pekerjaan yang tidak begitu ramai diminati oleh kebanyakan orang. Namun bagi pria berbadan kekar ini,menjadi loper koran itu sangat istimewa. istimewa bagi diri sendiri dan menjadi istimewa bagi orang lain. Bagi diri sendiri selain sebagai ladang untuk mengais Rupiah namun disisi lain banyak hal yang kita peroleh diantaranya memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan melalui membaca. Sedangkan menjadi istemewa untuk orang lain diantaranya bisa menjadi penyambung informasi ataupun ilmu melalui koran yang hendak dibaca terutama masyarakat kita yang tinggal di Desa-desa.selain didapatkannya melalui media cetak, elektronik ataupun online
Ia begitu mencintai pekerjaan sebagai seorang loper koran. Bekerja dengan tulus dengan penuh kesabaran merupakan kunci emas dalam menjalani aktivitas hariannya. ia tak mengeluh apalagi putus asa. hidup adalah perjuangan dan perjuangan membutuhkan pengorbanan. dan yang pasti rintangan selalu menyertai. rintangan bukanlah menjadi penghalang namun menjadikan kita untuk memaknai arti dari sebuah kehidupan dan pada akhirnya menemukan arti dari kehidupan. hal ini dirasakan oleh Darso Kelen. Terkadang harus mendorong motor karena macet, menahan godaan ataupun usilan dari orang-orang dalam menjajahkan koran. kurang lebih seratus lima puluh eksemplar yang harus ia bagikan kepada pelanggan tetapnya setiap hari. dari seratus lima puluh eksemplar itu selain pelanggan tetap yang tinggal di dalam kota namun lebih banyak pelanggan yang ada di desa-desa  terutama di wilayah Kecamatan Tanjung Bunga Kabupaten Flores Timur.
Darso begitu nama sapaan hariannya  mempunyai alasan tersendiri mengapa ia lebih memilih Kecamatan Tanjung Bunga untuk mencari para pelanggan koran harian pos kupang . Selain faktor emosional karena berdarah  Tanjung Bunga namun lebih dari itu ia menginginkan agar masyarakat Tanjung Bunga tidak ketinggalan informasi,berkembang seperti daerah-daerah yang lain. banyak hal yang harus dibenahi terutama dari aspek sumber daya manusia. mungkin media cetak ataupun lainnya bisa menjadi sinyal ataupun benih yang akan tumbuh dari ketertinggalan ini.  Karena ia sangat yakin bahwa Koran merupakan pemberi informasi sekaligus pemberi ilmu gratis yang harus diketahui melalui dengan membaca. Dengan membaca berita,informasi yang berguna yang bisa menjadi sumber inspirasi buat diri kita untuk dijadikan referensi dalam berkembang menghadapi era globalisasi ini,Jelas Darso anak ke dua dari delapan bersaudara ini.
Sebagai loper koran,Ia sadar bahwa tidak mudah juga untuk menjalankan aktivitas ini. selain menghadapi kondisi alam seperti terik,hujan,hal lain yang turut mempengaruhi diantaranya minat baca masyarakat yang masih rendah. tak bisa dipungkiri itu. Hal ini terlihat dari minat untuk membeli koran cukup rendah pada hal harga eceran hanya tiga ribu rupiah per eksemplar.dan untuk langganan tergantung jauh dekatnya. Dalam kota tujuh puluh ribu rupiah dan di luar kota seperti Tanjung Bunga kurang lebih delapan puluh ribu rupiah/bulan.Namun dilain pihak ada masyarakat yang minat bacanya cukup tinggi namun rendah dalam membayar atau hanya membaca saja. mungkin Hal ini yang saya amati selama ini,Ungkap Darso yang pernah mengaduh nasib di tanah Batam ini.
Namun itu bukan berarti mematahkan semangatnya  untuk menjajahkan koran. kita tidak  bisa menenggelamkan/mendiamkan diri dan terkungkung dalam kebelengguhan kekurangan kita sendiri. pola pendekatan juga diterapkan dan harus ada yang menggerakannya. dan peran media baik cetak maupun elektronik sangat dibutuhkan untuk bisa melepaskan kebelengguhan ini. Menurut Darso Kelen ada beberapa alasan sehingga minat masyarakat untuk membaca masih kurang diantaranya lingkungan yang tidak mendukung, ekonomi yang masih lemah lembut dan tingkat kesadaran kita akan pentingnya membaca masih jauh dari kata harapan,ungkap pria yang masih lajang ini.
Umurnya sudah kepala empat namun semangatnya masih tetap mudah. Selain menjadi loper koran ia juga memanfaatkan waktu yang ada untuk mengojek. hasil rezeki yang ia peroleh dimanfaatkan untuk menyambung nafas kehidupan pribadi dan hari esoknya sebagian ia memberikan kepada kakak adiknya untuk membiayai anak-anak sekolah. setiap rezeki yang masuk entah kurang ataupun lebih selalu disyukuri. memang hidup ini sangat keras. namun dari pekerjaan ini memberikan gambaran bahwa hidup yang keras ini menjadikan kita sebagai petarung sejati untuk menghadapnya. sebagai sujud syukur akan nafas kehidupan dan sebagai makluk yang beragama ia juga aktif dibidang rohani,mengikuti kegiatan-kegiatan gereja karena pada prinsipnya manusia hidup tidak hanya dari roti saja namun mengimani hidup itu sendiri juga bagian dari kehidupan,ungkap Darso yang pernah mengenyam pendidikan di Stipas ini.
(Tobias Ruron)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H