Mohon tunggu...
Tobias TobiRuron
Tobias TobiRuron Mohon Tunggu... Guru - Hidup adalah perjuangan. Apapun itu tabah dan setia adalah obatnya.. setia

Anak petani dalam perjuangan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menanak Mimpi Bersama Keluarga di Kebun

5 Desember 2022   07:46 Diperbarui: 5 Desember 2022   07:58 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ket. Foto. Anakan kelapa siap ditanam | dok pribadi

Tetaplah mencintai kebun, Nak. Jangan pernah melupakannya. Walaupun kemarau panjang sering menyerang hingga bulir-bulir padi tak berdaya hingga kelapapun enggan memberikan dagingnya. Janganlah mengeluh. Keluhlah dirimu, mungkin kamu tidak memperhatikan asupan gizinya,ataukah pura-pura lupa membersihkan dirinya. Nasihatku pada putra putri saya yang sedang menikmati buah pepaya masak.

Iren, Karol kalau masuk kebun harus memberi salam pada pisang, padi dan jagung e, Ucapku. Karol tak peduli. Ia begitu asik menikmati pepaya masak. Maklum ia belum paham. Iren menarik nafas dalam sebentar. Raut wajahnya heran.Tak berapa lama ia bertanya, Bapa, masa kita harus beri salam pada pohon-pohon. Nanti kita dibilang gila lagi. Karena omong-omong dengan pohon. Ester, istriku hanya senyum-senyum kecil. Kerutan dahi di Iren mulai nampak. Mungkin ia sedang berpikir.

Tiga menit saya mendiamkan diri tanpa kata dan membiarkan ia larut dalam pikirannya. sayapun menyampaikan padanya bahwa padi jagung,pisang,kelapa,ubi-ubian,  juga makluk hidup. sama seperti kita manusia. 

Bedanya padi jagung, pisang, kelapa tidak bisa bicara namun mereka memiliki kepekaan tersendiri yang kita tidak tahu. ini cara kita menghargai dan berterima kasih. Kita harus bersyukur karena dari padi, jagung, pisang, kelapa, ubi kita bisa bertahan hidup. dari padi, jagung, ubi, pisang, kelapa kita bisa tersenyum, bisa sekolah. Iren diam sejenak dan menganggukan kepalanya. Iya to ema, tanya iren pada mamanya.

Sang surya perlahan-lahan menenggelamkan dirinya di ufuk barat. Kami pun menyiapkan barang bawaan dan bergegas pulang ke rumah.

Kebun menjadi tempat berpagut rindu mengulas kisah, dan boleh menjadi tempat untuk menanak impian karena kita percaya bahwa kebun menjadi rumah kediaman ilahi dewi padi/Nogo Gunu, Ema Hingi. Untuk itu tetaplah bertamu walau terkadang sang tuan belum menyediakan kopi manis.

(Ruron Ritapuken)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun