Mohon tunggu...
Tobias Gunas
Tobias Gunas Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

"Cogito Ergo Sum" (Rene Descartes)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kurikulum Merdeka, antara Kebebasan dan Kualitas Pendidikan

11 November 2023   13:46 Diperbarui: 11 November 2023   13:48 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

Indonesia saat ini sedang menghadapi perubahan mendasar dalam sistem pendidikan dengan diperkenalkannya Kurikulum Merdeka. Kehadiran kurikulum ini  membuka ruang kebebasan bagi sekolah selama beberapa dekade. Di satu sisi, pendekatan ini diharapkan memberikan kebebasan kepada guru dan sekolah untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan lokal. Namun, di sisi lain, pertanyaan mengenai dampak terhadap kualitas pendidikan patut dipertimbangkan.

Dalam konsepnya, memberikan kebebasan kepada guru dan sekolah adalah sebuah langkah maju. Ini memberikan ruang bagi inovasi dan penyesuaian dengan kebutuhan siswa di berbagai daerah. Namun, tantangan muncul ketika pertanyaan kritis muncul mengenai standar evaluasi dan kualitas pendidikan nasional.

Kebebasan yang diberikan oleh Kurikulum Merdeka harus diiringi dengan tanggung jawab yang besar. Guru perlu mendapatkan pelatihan yang memadai untuk memaksimalkan manfaat dari kebebasan ini, dan evaluasi kinerja perlu menjadi bagian integral dari sistem. Kualitas pendidikan tidak boleh dikorbankan demi kebebasan tanpa batas.

Dalam proses ini, penting untuk menjaga keseimbangan antara kebebasan kreatif dan pembinaan kualitas. Keberhasilan Kurikulum Merdeka tidak hanya diukur dari sejauh mana guru dan sekolah dapat menyesuaikan kurikulum dengan realitas lokal, tetapi juga sejauh mana pencapaian siswa dapat diukur secara konsisten dan obyektif.

Ketidaksetaraan pendidikan antar wilayah perlu diatasi secara bijaksana. Sementara kebebasan lokal adalah kekuatan, harus ada upaya untuk memastikan bahwa standar minimal kualitas pendidikan tetap terpenuhi di seluruh negeri. Inklusivitas dan aksesibilitas perlu menjadi fokus untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat dapat mengakses pendidikan berkualitas.

Secara keseluruhan, Kurikulum Merdeka adalah langkah berani menuju reformasi pendidikan yang lebih adaptif. Namun, keberhasilannya akan tergantung pada sejauh mana kita dapat menyatukan kebebasan kreatif dengan tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap anak Indonesia mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan zaman. Itu adalah tantangan besar, tetapi dengan komitmen bersama, ini adalah peluang untuk menciptakan fondasi pendidikan yang kuat bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun