"Dulu mereka janji mau tingkatkan layanan setelah menerima banyak pelanggan, tapi nyatanya malah makin buruk. Kami ingin pindah ke PDAM, tapi tidak bisa karena harus ada persetujuan dari TSM. Waktu itu mereka bilang akan memperbaiki sarana, tapi sampai sekarang tidak ada perubahan," ujar Ibu Nova.
Tanggapan PT. Tirta Sriwijaya Maju
Saat penulis konfirmasi melalui pesan WhatsApp, Direktur Operasional dan Teknik PT. TSM, Bapak Megi Afriansyah, menyatakan bahwa pihaknya tengah berupaya melakukan normalisasi pengaliran air dan pemadatan tekanan dalam pipa. Namun, ia mengungkapkan adanya kendala teknis di lapangan.
"Saat ini kami masih fokus pada normalisasi aliran air. Namun, di intake Gandus sedang mengalami pemadaman listrik, sehingga berpengaruh pada distribusi air ke pelanggan," jelasnya.
Sebagai langkah konkret, PT. TSM berencana menambah pompa suplai dengan kapasitas 120 liter per detik (lps) sebanyak satu unit dan pompa berkapasitas 70 lps sebanyak satu unit. Selain itu, perusahaan sedang dalam proses pengembangan pembangunan Water Treatment Plant (WTP) di Talang Buluh untuk memastikan suplai air selama 24 jam.
"Saya sudah memikirkan solusi untuk penormalan kembali sejak tadi siang. Namun, untuk memastikan suplai air selama 24 jam, kami masih dalam proses pengembangan WTP di Talang Buluh," ungkapnya.
Harapan Warga
Warga berharap PT. TSM dapat segera merealisasikan perbaikan sistem distribusi air bersih. Jika tidak ada solusi yang memadai, mereka meminta agar diberikan izin untuk beralih ke layanan PDAM.
"Masalah air bersih ini adalah tentang kebutuhan pokok dan warga sangat membutuhkannya. Warga wilayah Sukarami saja yang menjadi pelanggan PT. TSM mencapai ribuan," tegas Bapak Beni Batubara. (Mattanews.co)
Aksi ini mencerminkan ketidakpuasan masyarakat terhadap layanan penyediaan air bersih yang seharusnya menjadi hak dasar mereka.
Warga berharap tuntutan mereka segera ditindaklanjuti agar kehidupan sehari-hari tidak lagi terganggu akibat kelangkaan air bersih.