Mohon tunggu...
Tobari
Tobari Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB/ PPs Universitas Muhammadiyah Palembang

Berharap diri ini dapat bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pupuk Kompos dari Kotoran Sapi Ciptaan Mahasiswa Riset MBKM

10 Desember 2023   09:50 Diperbarui: 10 Desember 2023   09:59 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengambilan Kotoran Sapi (Dokpri)

 

Saat memasuki UKM Mitraqur Palembang yang terletak di Sematang Borang Palembang, suasana yang berbeda langsung terasa dengan aroma khasnya karena UKM ini bergerak di bidang penggemukan sapi kandang.

Namun ada yang menarik di tempat ini karena ada kegiatan mahasiswa melakukan riset MBKM  (Merdeka Belajar-Kampus Merdeka) pada UKM Mitraqur tersebut sebanyak 6 orang mahasiswa semuanya dari jurusan Teknologi Kimia Industri Politeknik Negeri Sriwijaya, dibimbing oleh 2 orang dosen pembimbing dalam proses pembuatan pupuk kompos.

UKM Mitraqur ini milik Aliffuddin yang berdiri sejak tahun 2018 dengan empat orang karyawan, terdiri dari dua orang pencari pakan rumput, satu orang pembuat pakan tambahan (fermentasi), dan satu orang pemberi pakan.

Foto bersama Dosen Pembimbing, Mahsiswa dan Owner UKM Mitraqur Palembang (Dokpri)
Foto bersama Dosen Pembimbing, Mahsiswa dan Owner UKM Mitraqur Palembang (Dokpri)

Bertemu dengan para mahasiswa, yaitu Silmi Tsabita, Lina Susanti, dan Fadhilah Aliyah Arin Fatiwi  (Mahasiswa Teknik Kimia Polsri Prodi Teknologi Kimia Industri Semester VII), yang menjadi bagian dari tim riset ini, yang dibimbing oleh Muhammad Zaman dan Muhammad Yerizam  (Dosen Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya Prodi Teknologi Kimia Industri).

Dosen pembimbing ini menjelaskan bagaimana sebenarnya riset ini adalah bagian dari Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) dan mendapat dukungan dari Matching Fund Vokasi tahun 2023.

Tentu saja, pengetahuan yang diperoleh di dalam kampus merupakan bekal yang sangat berharga, dengan melibatkan diri langsung di lapangan memberikan pengalaman yang lebih mendalam.

Apa yang dilakukan para mahasiswa di UKM Mitraqur ini, penulis merasakan semangat mereka untuk mencari solusi terhadap permasalahan limbah kotoran sapi dan menyaksikan bagaimana limbah kotoran sapi ini, yang sebelumnya menjadi masalah lingkungan, kini menjadi peluang usaha untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan.

Pupuk kompos menjadi fokus utama riset para mahasiswa ini, dan dalam proses pembuatannya melibatkan kotoran sapi, sekam padi yang dibakar, EM4, molase, dan terpal sebagai penutup.

Pengambilan Kotoran Sapi (Dokpri)
Pengambilan Kotoran Sapi (Dokpri)

Pada kesempatan ini sangat menarik dan layak disampaikan terkait pembuatan pupuk kompos yang dilakukan oleh para mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya ini karena hal ini bisa juga dilakukan oleh para petani atau yang berminat untuk menekuni peluang usaha ini.

Salah satu dosen pembimbing mahasiswanya Muhammad Zaman menyampaikan pada penulis (Sabtu, 09/12/2023) terkait proses pembuatan pupuk kompos ini, sebagai berikut:

Proses Pembuatan Pupuk Kompos

a. Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan pupuk kompos antara lain; kotoran sapi, sekam padi (dibakar), EM4, molase, dan terpal atau plastik penutup.

b. Persiapan Bahan

1. Kotoran sapi (4 kg): Disebarkan dengan ketebalan sekitar 5 cm dan disiram larutan EM4 (5 ml/250 ml air) dan molase (5 ml/250 ml air).

2. Sekam padi (1 kg): Arang sekam padi ditempatkan dengan ketebalan sekitar 3 cm.

3. Kembali kotoran sapi (5 cm): Lapisan kedua kotoran sapi ditempatkan di atas sekam padi.

4. Disiram larutan EM4 dan molase: Setiap lapisan diberikan larutan ini untuk meningkatkan proses dekomposisi.

c. Pengomposan

1. Penutup dengan Terpal: Setelah tumpukan mencapai tinggi sekitar 13 cm, ditutup dengan terpal untuk mencegah masuknya udara.

2. Pemberian Oksigen: Selama 3 minggu, terpal dibuka setiap 3 hari sekali untuk memasukkan oksigen dan mengaduk bahan, memastikan campuran yang merata.

3. Pembalikan dan Pengecekan:

  • Hasil pembalikan pertama (setelah 3 hari): Sekam padi belum sepenuhnya menyatu dengan kotoran sapi.
  • Hasil pembalikan kedua (setelah 6 hari): Bentuk kompos masih mirip dengan pembalikan pertama.
  • Pembalikan kompos ketiga: Kompos telah menyatu, bertekstur remah.

4. Pengecekan Berkala: Proses pengomposan diawasi setiap 3 hari untuk memastikan kualitas dan kematangan kompos.

5. Pengayakan dan Penyaringan: Setelah 3 minggu, kompos diayak untuk mendapatkan hasil yang seragam dan terbebas dari bahan-bahan tidak diinginkan.

6. Pengemasan: Pupuk kompos yang telah matang dikemas dalam plastik atau karung dan siap digunakan.

Melalui proses ini, tidak hanya menghasilkan pupuk kompos berkualitas tinggi tetapi juga memberikan solusi yang berkelanjutan untuk mengelola limbah kotoran sapi.

Inovasi ini tidak hanya menguntungkan UKM Mitraqur secara lokal tetapi juga membuka peluang usaha untuk penerapan serupa di berbagai lokasi.

Inisiatif ini bukan hanya sekadar mengatasi masalah lingkungan di sekitar UKM Mitraqur, tetapi juga memberikan dampak positif bagi petani setempat.

Pupuk kompos bukan hanya meningkatkan kesuburan tanah, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang mahal dan berpotensi merusak tanah.

Pembakaran Sekam Padi (Dokpri)
Pembakaran Sekam Padi (Dokpri)

Melihat kegiatan ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana pengetahuan teoritis dapat diaplikasikan dalam situasi nyata, menghasilkan solusi berkelanjutan untuk tantangan lingkungan dan pertanian.

Penyiraman Larutan Molase dan EM4 (Dokpri)
Penyiraman Larutan Molase dan EM4 (Dokpri)

Rasanya terinspirasi sekali oleh semangat dan dedikasi tim riset ini, dan inisiatif seperti ini dapat menjadi contoh bagi mahasiswa lainnya untuk terlibat dalam proyek-proyek yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.

Melalui langkah-langkah inovatif mahasiswa Riset MBKM di UKM Mitraqur, solusi terhadap permasalahan limbah kotoran sapi dapat diwujudkan dalam bentuk pupuk kompos yang ramah lingkungan.

Proses produksi, melibatkan kotoran sapi, sekam padi, dan mikroorganisme EM4, menyajikan langkah-langkah terperinci yang dapat dilakukan oleh peternak lainnya.

Penimbangan Kotoran Sapi (Dokpri)
Penimbangan Kotoran Sapi (Dokpri)

Keberhasilan riset ini merupakan potensi kontribusi mahasiswa dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk tantangan pertanian dan lingkungan di tingkat lokal.

Namun, untuk memastikan dampak yang berkelanjutan, kolaborasi yang lebih luas, edukasi masyarakat, pengembangan produk, dan peningkatan efisiensi proses produksi adalah saran penting untuk dapat dilakukan.

Harapannya, inisiatif ini akan merangsang pemikiran lebih lanjut dan mendorong partisipasi aktif dalam mewujudkan pertanian yang lebih berdaya tahan dan bersahabat dengan lingkungan.

Semoga inovasi ini terus berkembang dan memberikan kontribusi positif yang lebih besar lagi. (Tobari).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun