1. Penutup dengan Terpal:Â Setelah tumpukan mencapai tinggi sekitar 13 cm, ditutup dengan terpal untuk mencegah masuknya udara.
2. Pemberian Oksigen: Selama 3 minggu, terpal dibuka setiap 3 hari sekali untuk memasukkan oksigen dan mengaduk bahan, memastikan campuran yang merata.
3. Pembalikan dan Pengecekan:
- Hasil pembalikan pertama (setelah 3 hari): Sekam padi belum sepenuhnya menyatu dengan kotoran sapi.
- Hasil pembalikan kedua (setelah 6 hari): Bentuk kompos masih mirip dengan pembalikan pertama.
- Pembalikan kompos ketiga: Kompos telah menyatu, bertekstur remah.
4. Pengecekan Berkala: Proses pengomposan diawasi setiap 3 hari untuk memastikan kualitas dan kematangan kompos.
5. Pengayakan dan Penyaringan: Setelah 3 minggu, kompos diayak untuk mendapatkan hasil yang seragam dan terbebas dari bahan-bahan tidak diinginkan.
6. Pengemasan: Pupuk kompos yang telah matang dikemas dalam plastik atau karung dan siap digunakan.
Melalui proses ini, tidak hanya menghasilkan pupuk kompos berkualitas tinggi tetapi juga memberikan solusi yang berkelanjutan untuk mengelola limbah kotoran sapi.
Inovasi ini tidak hanya menguntungkan UKM Mitraqur secara lokal tetapi juga membuka peluang usaha untuk penerapan serupa di berbagai lokasi.
Inisiatif ini bukan hanya sekadar mengatasi masalah lingkungan di sekitar UKM Mitraqur, tetapi juga memberikan dampak positif bagi petani setempat.
Pupuk kompos bukan hanya meningkatkan kesuburan tanah, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang mahal dan berpotensi merusak tanah.