Tidak jauh dari masjid, terdapat juga Benteng Kuto Besak yang merupakan salah satu situs sejarah penting di Palembang. Benteng ini dibangun pada abad ke-18 oleh pemerintah kolonial Belanda dan kini telah dijadikan sebagai museum yang memamerkan berbagai koleksi sejarah dan budaya Palembang.
Dengan lokasinya yang strategis dan keindahan arsitekturnya yang menakjubkan, Masjid Agung Palembang memang menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi saat berada di kota Palembang.
Bagi wisatawan yang tertarik untuk mengunjungi masjid-masjid ikonik dan bersejarah di Indonesia, Masjid Agung Palembang dapat menjadi salah satu destinasi menarik.
Selain menikmati keindahan arsitektur dan ornamen masjid, wisatawan juga dapat merasakan suasana religi yang kental di dalam masjid ini.
Mudah-mudahan pengalaman selama beribadah di masjid ini akan menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi pengunjung dari luar kota Palembang.
Sejarah Berdirinya Masjid Agung Palembang
Masjid Agung Palembang awalnya dikenal sebagai Masjid Sultan, dibangun pada tahun 1738 M oleh Sultan Mahmud Badaruddin I yang dikenal dengan nama Jayo Wikramo (tahun 1724-1758 M), dan diresmikan pada tanggal 26 Mei 1748 M.
Masjid ini merupakan bagian dari warisan sejarah Kesultanan Palembang Darussalam, dan merupakan salah satu masjid tertua di kota Palembang.
Dalam awal pembangunannya, 1753 M Masjid Agung ini dikenal dengan nama Masjid Sultan dan belum memiliki menara. Bentuk masjidnya hampir bujursangkar dengan ukuran 30 meter x 36 meter dan luas mencapai 1080 meter persegi.
Konon, Masjid Sultan dianggap sebagai masjid terbesar di nusantara pada zamannya dan dapat menampung hingga 1200 jema'ah.
Pada tahun 1897 M, Pangeran Nata Agama Karta Manggala Mustofa Ibnu Raden Kamaluddin melaksanakan perluasan pertama Masjid Sultan.