Mohon tunggu...
Teddiansyah Nata Negara
Teddiansyah Nata Negara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ordinary People

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pertemanan Lebih Mahal dari Uang

30 September 2024   18:05 Diperbarui: 30 September 2024   18:07 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah Fadly sering jadi tempat nongkrong temen-temennya, yang biasanya sering ikutan nongkrong di rumah Fadly itu ada Nata juga Rozi. Mereka bertiga temenan dari SMP sampai saat ini jadi Mahasiswa Semester 7. Walau sama-sama Mahasiswa di Kota Bandung, mereka kuliah di Universitas yang beda-beda dan jurusannya juga beda-beda. Fadly kuliah di Institut Ganesha jurusan Ilmu Kimia, Nata kuliah di Universitas Sunan jurusan Ilmu Sejarah, dan Rozi kuliah di Universitas Keguruan jurusan Ilmu Fisika.

Suatu hari, Fadly ngajak temen-temennya ini buat kumpul di rumahnya abis maghrib. Dia telpon Nata sama Rozi, buat bilang kalau mereka udah di depan rumah langsung, masuk aja. Rumah Fadly sama Nata deketan, jalan kaki juga nyampe. Tapi beda kalau Rozi, dia rumahnya jauh sendiri. Nata pernah liat di twitter kalau misal temenan bertiga, satu diantaranya punya rumah paling jauh. Mungkin itu lah Rozi sekarang.

Nata datang duluan ke rumah Fadly, trus Nata nanya

"Fad, Rozi belum sampe?"

"Belum, Nat"

"Dia kenapa ya? Apa jangan-jangan dia kehabisan bensin lagi?"

Sudah bukan jadi rahasia umum, kalau motor Rozi sering kehabisan bensin. Karena motor Rozi gaada keterangan literan bensin. Mungkin udah putus kabelnya. Jadinya Rozi suka gatau kalau motornya abis bensinnya, tiba-tiba motornya mati dijalan.

Nata akhirnya balik lagi buat jemput Rozi pake motornya, dia pamit dulu ke Fadly.

"Aku jemput Rozi dulu ya, Fad"

"Iya, Nat. Aku mau masak dulu bentar, buat nanti temen ngobrol"

Nata pun sampai ke rumah Rozi dengan naik motor. Nata liat Rozi lagi celingak-celinguk sendirian, mungkin bingung mau naik apa dia buat sampe ke rumah Fadly. Nata pun nyamperin Rozi.

"Zi, ayo buruan naik. Fadly udah nungguin"

"Ehh, Nat. Untung kamu dateng, kalau enggak, aku gatau gimana nihh sampe kesana"

Nata dan Rozi pun boncengan naik motor ke rumah Fadly. Fadly udah nungguin sambil beres-beres makanan yang baru mateng.

Denger ada suara motor Nata, Fadly langsung nyuruh mereka masuk.

"Nat, Zi. Ayo sini, masuk"

Nata dan Rozi pun masuk. Mereka bertiga ngobrolin kenapa Rozi lama banget datengnya. Ternyata bener, kalau motornya Rozi kehabisan bensin dan gabisa dijalanin sama sekali.

"Makannya, Zi. Kalau punya motor tuh perhatiin. Dia kelaparan kan" kata Fadly

"Iya, Fad. Soalnya motorku gak bilang kalau dia kelaparan dan butuh makan bensin....." bales Rozi sambil ketawa.

"Tapi kalau dipikir-pikir, aku jemput kamu buat kesini itu aneh gak sihh. Kan rumahku sama rumah Fadly lebih deket ketimbang kamu" Nata ikutan nimbrung sambil ketawa

"Munkin kamu kangen banget sama aku, Nat" jawab Rozi

"Ada-ada aja kamu ini" bales Nata

"Atau mungkin, kamu udah anggep itu sebagai kenormalan. Kan kita udah temenan dari lama ya, jadi udah biasa aja saling bantu satu sama lain" kata Fadly

"Nah itu kalimat keren sii, Fad" sambung Rozi

"Aku setuju sama kamu, Fad. Itu sudah jadi kenormalan saat kita bantu temen. Bahkan aku pernah denger di film, kalau pertemanan itu lebih mahal dari pada uang" jawab Nata

"Film apa tuh, jadi penasaran" kata Rozi

"Aku lupa, itu film lama. Mungkin tahun 1970an. Pokoknya itu pernah disebut salah satu film terbaik sepanjang masa" jawab Nata

"Dah-dah, malah jadi ngobrolin film. Mending kita makan dulu ini, nanti keburu dingin" Potong Fadly

Mereka pun makan makanan yang udah dimasak dan disiapin Fadly dari tadi. Di tengah-tengah kegiatan makan Nata nyeletuk

"Zi, motorku kayaknya abis bensin juga deh. Gimana kalau nanti kita pulang sambil dorong motor aja. Itung-itung kita olahraga" sambil ketawa

"Wah kamu ospek aku itu namanya, Nat" jawab Rozi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun