Mohon tunggu...
Teddiansyah Nata Negara
Teddiansyah Nata Negara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ordinary People

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Catatan Cina tentang Masuknya Islam di Nusantara menurut Hamka

15 Juni 2023   17:02 Diperbarui: 15 Juni 2023   17:06 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semua kita pasti tahu banyak sekali teori-teori kedatangan Islam ke wilayah Nusantara ini. Ada yang menyebut dari Gujarat, Arab, dan sebagainya. Banyak juga para tokoh-tokoh yang turut serta menuangkan pendapatnya tekait masuknya Islam ke wilayah Nusantara. Nyatanya tidak hanya para sejarawan yang turut serta menjelaskan masuknya Islam di Nusantara, ada seorang pujangga nan ulama yang ikut bernuangkan pemikirannya terkait masuknya Islam di Nusantara.

Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau biasa disebut dengan Hamka, ia adalah pujangga sekaligus ulama yang sangat berpengaruh di Indonesia. Banyak sekali karya-karya dari Hamka yang tersohor seperti novel Dibawah Lindungan Kabah juga tafsir Al-Azhar. Ternyata Hamka tidak hanya menulis tentang sastra juga karya agama, Hamka juga menulis tentang sejarah yang berjudul Sejarah Umat Islam.

Dalam buku Sejarah Umat Islam, Hamka menulis banyak hal terkait keadaan tanah Arab sebelum adanya Islam hingga masuknya Islam di Nusantara. Ada hal menarik yang ditulis dalam buku Hamka ini, dimana ada catatan dari Tiongkok tentang kedatangan utusan dari Arab untuk datang ke Nusantara.

Dituliskan bahwa ada sebuah kerajaan yang bernama Kejaraan Ho-Ling yang terletak di daerah Cho-Po. Kerajaan itu dipimpin oleh Ratu yang bernama Si-Ma. Makmur serta subur kerajaan itu karena kepemimpinan Ratu Si-Ma yang adil. Keadaan Kerajaan Ho-Ling yang makmur nan adil karena dipimpin oleh Ratu Si-Ma sampai-sampai terdengar oleh Raja Ta-Cheh yang termasyur, hingga Raja Ta-Cheh mengirim utusan untuk menguji kebenaran berita itu dengan cara menaburkan pundi-pundi emas di kerajaan tersebut.

Karena kemakmuran dari Kerajaan Ho-Ling, tidak ada satupun orang yang memungut pundi-pundi emas itu. Sampai ada akhirna datanglah pangeran dari Kerahaan Ho-Ling yang memungut pundi-pundi uang itu. Karena mendengar kejadian itu Ratu Si-Ma murka dan menerintahkan menghukum mati anaknya itu. Tapi karena permohonan dari Para Mentri, anaknya diperingan hukumannya dengan memotong kaki dari sang pangeran.


Telisik demi telisik, dapatlah ditasirkan bahwa yang dinamai dalam catatan tiongkok tersebut istilah Cho-Po itu merupakan Tanah Jawa, dan Kerajaan Ho-Ling merupakan Kerajaan Kalingga yang berada di daerah Jawa Timur. Lalu pemimpinnya yang bernama Si-Ma adalah Ratu Simo yang merupakan Ratu dari kerajaan Kalingga. Adapun penjelasan dari Ta-Cheh sebutan yang diberikan oleh orang Tiongkok kepada orang Arab. Dan Raja Arab yang termasyur pada masa itu adalah Mu'awiyah bin Abu Sufyan, yang merupakan Sahabat Nabi yang seorang pembangun dari Kerajaan Umaiyah yang menjadi Khalifah yang diangkat oleh Khalifah Umar bin Khattab.

Mu'awiyah bin Abu Sufyan mengirim utusan ke Tanah Jawa erat kaitannya dengan tujuannya untuk membuat Armada Angkatan Laut. Kecertikan Mu'awiyah bin Abu Sufyan dalam memerintah memanglah seperti itu. Banyak utusan yang dikirimkan untuk melihat-lihat serta menyelidiki negeri orang.

Wallahu a'lam Bishawab

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun