Mohon tunggu...
Junihot Maranata
Junihot Maranata Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi pendidikan

Berhamba pada sang anak didik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak Memberontak, Mengapa dan Bagaimana Solusinya?

19 Mei 2020   09:26 Diperbarui: 20 Mei 2020   11:40 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jadi bagaimana selanjutnya? Ketika anak membantah suruhan orangtua, sebaiknya mereka menahan diri. Kata-kata ancaman dan teriakan harus dihindarkan. Sepatutnya komunikasi konstruktiflah yang dibangun (Ef. 4:29). Artinya, anak ditanya apa alasannya menolak memberi bantuan bagi orangtua. Pertanyaan-pertanyaan, "Apa kabar nak? Kamu sehat? Boleh mama minta tolong nak?" akan sangat membuat anak merasa berharga. Kalimat-kalimat itu juga membangkitkan motivasi. Di atas itulah permintaan atau suruhan dinyatakan.

Adalah baik memberi ruang bagi anak untuk memilih waktu yang tepat baginya melakukan tugas yang diberi. Misalnya, ia mengerjakan tugas setelah makan siang atau makan malam, atau setelah menonton acara televisi kesayangannya. 

Mendoakan anak kepada Tuhan agar diberkati-Nya, juga membuka ruang bagi Roh Allah mengerjakan ketaatan dalam diri anak. Membentuk ketaatan dan rasa hormat kepada orangtua, memerlukan campur tangan Allah. Kasih dan kepedulian ayah dan ibu sebagai wujud kasih Allah, menanamkan benih rasa hormat seiring perjalanan usia anak.

Selamat mengasuh karunia Sang Pencipta!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun