Mohon tunggu...
T Nava Afrilia
T Nava Afrilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia

Seorang Mahasiswa dan Pendengar yang baik

Selanjutnya

Tutup

Seni

Menelisik Serial Musikal "Payung Fantasi": Melodi Keabadian

21 Desember 2022   14:40 Diperbarui: 21 Desember 2022   14:51 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa disini yang suka menonton drama musikal? Kalau kamu salah satunya, cuss langsung saja tonton drama serial musikal dari channel youtube IndonesiaKaya. 

Kamu sudah tahu belum itu channel apa? Ok, aku beritahu! Channel IndonesiaKaya merupakan sebuah channel yang mengangkat tradisi maupun sejarah Indonesia dengan mengemasnya dalam bentuk pertunjukan digital.  Jika kamu melihat channel ini akan banyak konten-konten kesenian yang di angkat disini. 

Salah satu yang menarik perhatian saya adalah pada Serial Musikal Payung Fantasi pada episode 6 : Melode Keabadian. Jika kita telah mengikuti serial musikal ini dari awal episode, maka akan kita ketahui bahwa tokoh yang diangkat pada serial ini adalah "Ismail Marzuki". Siapa yang tak kenal beliau? Beliau adalah komponis besar di Indonesia. Fun fuct dari serial musikal ini adalah sutradara mengemas kisah-kisah perjuangan masa lalu komponis hebat ini pada masa-nya. 

So, let's we riview this musical !! Pada episode kali ini memakan waktu 30 Menit. Melanjutkan dari episode sebelumnya, pada episode ini di gambarkan bahwa bung Maing (Ismail Marzuki) di panggil kembali untuk memimpin RRI (Radio Republik Indonesia). Kemudian pada scene setelahnya ia menyerahkan jabatan penting itu kepada bung Bing dan bung Syaiful. Lalu berikutnya Ismail Marzuki meminta istrinya menyanyikan syair yang ia buat, dan kemudian beristirahat di pangkuan sang istri dan ternyata ia telah tiada.  

Jika dilihat dari segi plot, jelas bahwa serialusilal ini memiliki alur yang maju mundur karena ada bagian dimana digambarkan flashback-flashback tentang Ismail Marzuki dahulu. Dari segi setting waktu, sungguh menakjubkan saya pikir dimana permainan lighting membuat seolah-olah waktu berubah dari pagi ke malam dengan lampu yang kian meredup pada bagian bung Maing tak bangun lagi. Disisi lain, isi dari dialog yanh dinyanyikan sangat indah dan berbobot karena terdapat part yang seolah menyindir pemerintah pada saat ini dan juga di nyanyikan dengam gembira sambil dengan adanya konsep gerakan yang menambah nilai keestetikaan pada serial musikal ini. 

Serial musikal ini benar-benar membawa kita seolah kembali ke masa lalu melihat bagaimana kesenian di Indonesia lahir diantara karya-karya Ismail Marzuki yang menjadi saksi atas tumbuhnya seni suara di Indonesia sejak dulu dan melalui serial musikal ini diharap kita sebagai penikmat kesenian mampu mengapresiasi karya-karya terdahulu dan yang paling hebat adalah produksi serial ini yakni the best channel budaya "IndonesiaKaya". 

Next, kita bakalan bahas serial musikal lainnya yaa..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun