sumber gambar: Muhammad my inspiration
dari: 1001 kisah Teladan Rasulullah SAW
Ketika dakwah sudah semakin sempurna dan Islam sudah mengendalikan keadaan, mulailah tampak tanda-tanda perpisahan Rasulullah SAW dengan kehidupan. Hal tersebut tampak dari perasaan, ucapan dan perbuatan beliau (Nabi SAW). Pada tahun 10 H. Rasulullah SAW mengumumkan akan melaksanakan ibadah Haji (Haji Wada’). Pada tanggal 8 Dzulhijjah (hari Tarwiyah) Rasulullah SAW menuju Mina, setelah itu berangkat ke Arofah dan beliau singgah di Namirah lantas berangkat lagi hingga lembah Wadi’ di sana sudah berkumpul sekitar 144.000 manusia. Nabi SAW menyampaikan khotbahnya (Khatbah Wada’ di Arofah). :
”Wahai manusia, dengarlah ucapanku, karena sesungguhnya mungkin aku tidak akan menjumpai kalian lagi setelah tahun ini di tempat wakaf ini selamanya. Sesungguhnya darah dan harta kalian suci, sebagaimana sucinya hari ini dan Negeri ini. Ketahuilah semua perkara-perkara jahiliyah berada dibawah kakiku tidak berlaku, begitu juga dengan darah jahiliyah telah tidak berlaku. Darah pertama yang aku batalkan adalah darah Rabi’ah bin Al-Harist yang dahulu disusui di Bani Sa’ad lalu di bunuh oleh Hudzail. Riba jahiliyah juga telah tidak berlaku dan riba pertama yang aku batalkan adalah ribanya Abbas bin Abdul Muththalib, sesungguhnya semuanya tidak lagi berlaku. Bertawakalah kalian kepada Allah SWT dalam urusan wanita, karena kalian mengambil mereka dengan amanah Allah, kalian halalkan kehormatan mereka dengan kalimat Allah. Untuk itu, hak kalian adalah bahwa istri-istri kalian tidak boleh menghamparkan alasnya kepada orang yang kalian tidak sukai. Jika mereka melakukan hal itu, pukullah mereka dengan pukulan yang tidak melukai. Sedang hak mereka yang merupakan kewajiban kalian adalah diberi nafkah dan sandang yang layak. Aku tinggalkan untuk kalian sesuatu yang tidak akan membuat kalian tersesat jika berpegang teguh kepadanya, yaitu Kitabullah. Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada Nabi setelahku, tidak ada umat setelah kalian. Maka sembahlah Rabb kalian, shalatlah lima waktu, puasalah di bulan kalian (Ramadhan), tunaikanlah zakat harta kalian yang akan mensucikan diri kalian, tunaikanlah Haji ke Baitullah, ta’atilah pemimpin kalian, kalian akan masuk syorga Tuhan Rabb kalian.”
”Kalian bertanya tentang aku, apa yang akan kalian katakan ?” mereka menjawab : ”Kami bersaksi bahwa engkau telah menunaikan (amanah) dan memberi nasihat.” lalu Rasulullah SAW berkata seraya mengangkat telunjuknya ke langit kemudian mengarahkannya kearah manusia seraya berkata : ”Ya Allah, saksikanlah.” (Nabi SAW mengucapkannya sebanyak tiga kali.)
Diterangkan di dalam riwayat bahwa setelah selesai khutbah, turunlah Firman Allah SWT :
”Pada hari ini telah Ku sempurnakah untuk kamu agamamu dan telah Ku cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu,” (QS. Al-Maidah : 3)
Sayyidina Umar Ibnu Khattab r.a. yang mendengar ayat tersebut menangis, ketika ditanya kenapa beliau menangis, beliau (Sayyidina Umar Ibnu khattab r.a. ) menjawab : ”Sesungguhnya sesuatu yang telah sempurna, berikutnya akan berkurang.”
Sementara dalam riwayat yang lain Sayyidina Abu Bakar Shiddiq r.a. menangis. Bersabda Rasulullah SAW kepadanya : ”Apa yang membuatmu menangis dalam ayat tersebut?” Sayyidina Abu Bakar Shiddiq r.a. menjawab : ”Ini adalah berita kematian.”
Kembalilah Rasulullah SAW dari Haji Wada’ dan kurang dari 7 hari wafat beliau SAW turunlah ayat Al-Qur’an paling akhir yaitu surat Al-Baqarah ayat 281 sebagai berikut :