Mohon tunggu...
Tjon Edison
Tjon Edison Mohon Tunggu... -

saya bekerja di EO bag.umum, mencoba bergabung di kompasiana untuk menambah wawasan saya selain itu membina hubungan baik dg sesama kompasianer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Ini... Adalah Cermin Kehidupanku..

19 April 2010   09:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:42 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setitik harapan yang aku dapatkan dalam membina keutuhan rumah tanggaku sangat aku harapkan sekali, dan ternyata doaku terkabul…aku memiliki istri yang sholeha meskipun dia belum mengenakan jilbab, anak-anak yang cantik dan ganteng….yang selalu menurut apa yang dikatakan oleh istriku.

Setiap ucapan dan nasehat yang di ucapkan lewat bibir manis istriku…semua anak-anakku selalu menurut…aku salut dengan segala upaya yang dilakukan oleh istriku….dari mulai bekerja dikantor…mengurus kebutuhan rumah tangga …dan mengatur segala kebutuhan aku dan anak-anakku.

Istriku bisa aku sebut sebagai seorang patriot yang selalu berani mengatakan apapun yang menurut dia itu baik…dan akupun salut karena apa yang terucap dari bibir manis istriku seperti sebuah doa bagi aku dan anak-anakku…Ya Allah..berikanlah kebahagian bagi aku dan keluargaku…dan berikanlah kekuatan bagi istri dan anak-anakku jika aku sedang dihadapkan oleh suatu masalah. Semoga mereka tetap sanggup menghadapi segala cobaan dalam menjalani kehidupan ini.

Istriku..kalau dilihat dari tampilan wajahnya memang tidak seperti wanita kebanyakan yang selalu terlihat lemah dan lembut. Dia memang terlahir kedunia ini menjadi sosok yang kuat dan mandiri, terkadang akupun merasa tertinggal jauh dari apa yang sudah diharapkannya, tapi inilah aku dengan segala banyak kekurangannya. Pernah satu kali aku salah berucap “ Mama tidak seperti istri-istri yang lain” tapi aku sangat menyesal sudah mengatakan hal tersebut didepan istriku sewaktu aku sedikit ada selisih paham.

Ternyata kalimat itu telah menorehkan luka yang dalam dihati istriku. Maafkan aku yang telah melukai hatimu.

Meski luka itu terlihat masih ada…namun istriku tetap berusaha menyembunyikannya dengan candaan-candaan yang dia ucapkan meskipun sedikit menyindir kata2x yg pernah aku ucapkan dulu. Aku kini menyadari….tak sepantasnya aku mengatakan hal tersebut didepan istriku, meski telah berlalu….aku tahu…luka itu terlalu dalam menusuk hatimu.

Aku menyadari semua yangkeluargaku miliki saat ini tidak lepas dari hasil kerja kerasnya selama ini untuk membantu aku dalam mencari biaya hidup.

Kini aku selalu menurut apa yang dikatakan oleh istriku….dia menyarankan aku untuk selalu mengikuti pengajian di komplek rumahku….dan belajar mengaji secara private agar aku bisa menjadi imam yang baik buat keluarga.

Dia memang istri yang hebat yang selalu mengatakan dan memberikan semangat bahwa tidak ada kata / istilah terlambat untuk belajar agar menjadi orang yang pandai dan memiliki akhlak yang mulia, karena…. Allah itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Demikian kisah singkat hidupku….salam….

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun