Puisi | Ditelan TV

Setelah makan malam yang habis tak bersisa

waktu rutin kembali di mulai

Assalamualaikum wr wb, begitu ceramah tv memulai

ada yang terisi, memotivasi 

meninggalkan kotak kosong di hati

Selanjutnya,

mari menonton drama dari negeri ginseng

kansamita diakhiri ucapan dari gadis-gadis mulus dan para priaberwajah manis

Malam beranjak,

debat politikus berwajah tikus rakus sahut menyahut

ini itu bubarlah Indonesia.

Kepalaku berdenyut-denyut, suara TV seperti mau menelan

membesar dan semakin besar

sayup-sayup 

orang-orang keluar dari TV,

menghampiri mengelilingi dengan seringai serigala

siap memangsaku bulat-bulat

 

Tjitjih Mulianingsih Ws

Karawang, 19 Desember 2018