Mohon tunggu...
Tjitjih Mulianingsih Ws
Tjitjih Mulianingsih Ws Mohon Tunggu... Guru - Guru yang menyukai menulis dan berkebun

Guru yang menyukai menulis dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Membunuhmu dalam Benakku

7 Desember 2018   21:55 Diperbarui: 7 Desember 2018   22:05 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Dibenakku, banyak sekali jalan berliku serupa labirin yang tak berujung

Dulu sekali, itu adalah tempat yang nyaman untuk bersembunyi


Tempat berlari bercengkerama bersama bunga dan kupu kupu

kakiku tak luka meski rumputnya berbuah duri

di sana bisa kutemui buah ara berasa manis


Hingga suatu masa, labirinnya menemukan jalan keluar dari kotak pandora bergembok besi yang tak sengaja kau buka


Bersamaan itu pula duka dan suka menjadi sumir, bahkan samar

Hingga kuputuskan mengumpulkan racun dari tarantula, kuberikan padamu melalui minuman terbaik yang hambar

Anehnya setelah habis racunnya, kau minum seketika, lalu aku lupa bagaimana cara bernafas lega

Karawang, 7 Desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun