Mohon tunggu...
Tjitjih Mulianingsih Ws
Tjitjih Mulianingsih Ws Mohon Tunggu... Guru - Guru yang menyukai menulis dan berkebun

Guru yang menyukai menulis dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

[Resensi] Misteri Mim Yudiarto untuk Para Penakut

6 November 2018   23:05 Diperbarui: 7 November 2018   09:37 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Kelebihan ketiga  adalah selalu ada pesan kuat bermakna  dari  setiap cerita misteri. Jadi kita akan selalu menemukan amanat kebaikan yang coba disampaikan oleh penulis dari setiap cerita misterinya seperti cuplikan  cerita pendek dengan judul  "Mata Merah Menyala".

Anton dan kedua temannya tidak sadar.  Mata merah menyala dari balik pepohonan itu melolong panjang sambil matanya memandang lekat lekat kepada Andini.  Anton hanya menyaksikan Andini mendadak memandang mereka dengan beringas.  Sementara Asri dan Resmi terduduk tak berdaya.  Mata cerah dan indah itu tiba tiba memerah seperti saga.  Wajah yang tadinya pucat ketakutan perlahan lahan memerah seperti kepiting rebus.  Mulut manis itu sekarang menyeringai.  Menampakkan sebaris gigi gigi tajam seperti serigala.  Bahkan air liur kekuningan menetes netes dari gigi gigi itu!  Mengerikan! Gantian Anton dan kedua temannya yang mundur mundur ke belakang penuh ketakutan.  

Asri dan Resmi hanya menatap kebingungan melihat ketiga pemuda yang hendak mengganggu mereka tadi pucat pasi sambil menatap ketakutan kepada Andini. Yang sepenglihatan mereka hanya berdiri pasrah sambil meneteskan airmata penuh kesedihan. 

 Asri dan Resmi tidak melihat ada yang aneh pada diri Andini.  Keduanya hanya menyaksikan airmata gadis itu menderas dan mengaliri pipinya tak henti henti.  Asri dan Resmi menjerit tinggi.  Mereka melihat ketiga pemuda yang terus melangkah mundur itu tidak melihat bahwa di belakang mereka adalah ruang kosong dari jurang kecil menganga yang mengakhiri langkah kaki mereka ke sungai yang mengalir deras.  Menelan ketiga tubuh itu hingga tak nampak lagi.

Asri dan Resmi memeluk tubuh Andini yang saking gemetarnya hampir terkulai jatuh.  Kedua gadis itu menepuk nepuk pipi gadis yang sebentar lagi tak sadarkan diri  dengan lembut.  Andini terkulai di pelukan kedua temannya.  Mengucapkan kalimat kecil tertahan sebelum pingsan;"Peliharaanku telah membunuh lagi....." (Mata Merah Menyala, Kumpulan Cerita Misteri Mim Yudiarto, hal 94).

Terakhir kelebihan keempat  dari buku ini adalah banyaknya kejutan kejutan pada alur cerita serta   twisted ending, akhir cerita yang melintir tak terduga. Dapat diibaratkan seperti kita makan Risoles goreng bercabe di dalamnya, yang tidak kita ketahui pada gigitan ke berapa pedasnya terasa .

Bagi para penakut penyuka horor maka buku ini rekomendasi sekali karena ternyata ketakutan itu mesti dihadapi bukan dihindari.  Seperti hal misteri dalam kehidupan nyata yang harus dipecahkan bukan didiamkan atau dibiarkan.

Karawang, 6 November 2018-.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun