Hindari Menyinggung Perasaan OrangÂ
Seperti yang sudah pernah saya tulis, password untuk menjalin hubungan persahabatan dan keluargaan sesungguhnya sangat sederhana. Yakni:
" Perlakukanlah orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan"
Sangat sederhana bukan? Tidak perlu bayar untuk Ikut seminar:" Tips menjalin hubungan persahabatan "Â
Semuanya sudah tersimpan dalam pesan moral diatas. Â Tetapi seringkali secara tanpa sadar, kita terpeleset dan melanggar prinsip hidup ini. Â Salah satunya adalah:"Menasihati Orang"
Kita lupa bahwa setiap orang memiliki harga diri. Dengan memberikan nasihat tanpa diminta, dapat menyinggung perasaan orang yang dinasihati.
Niat Baik Belum Tentu Diterima Baik
Mungkin dengan niat baik kita menasihati seseorang karena ada yang tidak pas yang kita tengok pada dirinya.Â
Kalaupun hal ini dianggap sangat penting, maka carilah kesempatan untuk memberikan saran secara pribadi. Karena kalau sampai dinasihati di depan orang banyak ,apalagi sampai menulis Komentar yang bernada kritik lewat tulisan yang dibaca  orang banyak, akan sangat berpotensi menyebabkan orang akan terluka hatinya. Yang mengakibatkan ternoda nya hubungan persahabatan.
Akibatnya , niat baik justru menjadi bumerang bagi diri kita. Niat baik untuk menasihati justru menanamkan bibit perpecahan dan permusuhan dengan orang lain.Â
Karena ia merasa image dirinya menjadi tercemar ulah "nasihat kita"
Ego yang ada dalam diri setiap orang tidak menerima bila dikritik di depan umum. Karena itu, alangkah baiknya bila masing-masing orang mawas diri dan jangan pernah menasihati orang lain, kecuali diminta.
Menasihati anak cucu kita tentu saja sangat wajar. Dan anak-anak maupun cucu-cucu kita tidak akan tersinggung bila kita menasihati dengan baik.Â
Karena dalam hati mereka sudah menerima bahwa sebagai ayah atau sebagai ibu maupun sebagai Opa dan Oma adalah sangat wajar memberikan mereka nasihat.
Tetapi orang lain belum tentu menerima dengan baik. Malahan mungkin akan ditanya, "Emangnya Anda ini siapa, koq mau menasihati saya?"Â
Nah, kalau jawaban ini yang kita peroleh dari hasil niat baik menasihati orang lain gimana rasanya?
 Makanya, jangan sok merasa diri senior ataupun merasa diri lebih pintar dari orang lain.Â
Karena setiap orang memiliki rasa kebanggaan sendiri yang jangan kita rusakkan karena 'kepo' mau menjadi juru penasihat tanpa diminta.
Simpanlah niat baik kita. Simpanlah berjibun ilmu dan pengalaman hidup yang sudah kita peroleh dalam perjalanan hidup dan berikanlah bila orang memintanya secara pribadi. Kalau ingin menerapkan ilmu hidup berbagi, maka jalan paling aman adalah membagikan pengalaman hidup kita melalui karya tulis kita. Karena bersifat umum dan tidak akan menyinggung siapa siapapun.
Segala sesuatu yang baik harus dilakukan pada waktu dan tempat yang tepat. Bercanda itu bagus, tapi bercanda ketika orang berduka justru akan melukai hati orang,Â
- Membantu orang sangat baik, tapi memberikan uang di depan orang banyak justru orang yang menerima akan merasa terhinakan dan sakit hati.Â
- Membagi-bagikan makanan kepada orang yang terkena bencana alam sungguh merupakan perbuatan mulia, tapi bila diberikan dengan cara melemparkannya maka bukanya meringankan beban orang yang sedang berduka justru menambah luka batinnya karena merasa dihina.
Biarkanlah Orang Merasa Dirinya Penting
Birkenhead orang merasa dirinya penting atau merasa dirinya lebih pintar, lebih kaya lebih sholeh dari pada diri kita
Kita tidak kehilangan apapun. Tidak ada yang akan berkurang dari diri kita.Â
Apa gunanya menyela dan menunjukkan kepiawaian diri kita yang hanya akan melukai harga diri orang lain?Â
Jangan lupa untuk mencari musuh sangat mudah, sedangkan untuk mendapatkan teman butuh waktu dan proses yang panjang,
 Seribu teman masih terlalu sedikit sementara satu orang musuh sudah membuat hidup kita tidak nyaman.
Hidup itu adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir.Â
Semua ulasan didalam artikel ini tidak pernah akan diperoleh di bangku sekolah manapun
Hanya dapat dipelajari di Universitas Kehidupan ini.
Cuplikan kuliah di University of LifeÂ
Tjiptadinata EffendiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H