Janganlah Biarkan Kesempatan Berlalu

Termasuk Kesempatan Untuk Bertemu Kawan kawan 

Hal yang paling sering terjadi dalam perjalanan hidup kita adalah menunda . Baik menunda untuk melakukan suatu pekerjaan,maupun menunda untuk bertemu dengan sanak saudara dan kawan kawan lama. Dengan berpikir:" Nanti masih banyak kesempatan" 

Kita lupa bahwa menunda berarti melewatkan kesempatan. Padahal tidak jarang kesempatan hanya datang sekali saja. Saat kita sadar, sahabat yang ingin ditemui sudah kembali ke Rumah Abadi.

Karena itu, setiap kesempatan pulang kampung, kami berdua mengisi waktu untuk bertemu dengan sanak saudara dan kawan kawan. Termasuk dengan sahabat sesama Penulis di Kompasiana.

Salah satu kegembiraan hati setiap kali pulang kampuang adalah bertemu dengan keluarga tercinta dan sahabat.Apalagi bila ada kesempatan untuk bertemu sahabat lama yang sudah puluhan tahun tidak pernah bertemu.

Salah satunya adalah bertemu dengan sahabat lama semasa di SMA don Bosco di Padang, yakni Admir Syahrul 

Selain sama sama jurusan A, kami juga sama sama akitif di Majalah Gema Don Bosco. Saya sebagai Pemred dan Ul Panggilan akrabnya sebagai Penata ruang .

Puluhan tahun tidak bertemu, sewaktu bertemu kami sudah sama sama punya cucu. Padahal rasanya belum lama kami masih dalam pakaian seragam SMA Don Bosco.

Kami saling bernostalgia kisah tentang semasa masih di SMA 

Yang Tersisa Tidak Sampai Hitungan 10 Jari Tangan 

Saat saya bertanya tentang kawan kawan sekelas di SMA Don Bosco, Ul dengan wajah sedih mengatakan:' Kawan kawan awak nan masih ado, indak sampai 10 jari tangan "

Kami terdiam. Tak terasa ada air hangat membasahi mata kami. Agar jangan sampai larut dalam kesedihan,maka topik pembicaraan saya alihkan ke hal lainnya.

Begitulah hidup ini. Terkadang ada kesempatan untuk dapat bertemu sanak saudara dan kawan kawan, tapi sering kita tunda.

Baru sadar ketika sanak saudara dan kawan kawan yang mau ditemui sudah kembali ke Rumah Abadi 

Kesempatan terkadang hanya datang sekali saja 

Menunda berarti meniadakan kesempatan 

Renungan kecil di pagi indah

Tjiptadinata Effendi