Kembali KetopikÂ
Salah Satu impian hidup saya adalah menjadi " Sinterklaas" bagi orang miskin. Karena kami pernah melakoni hidup sebagai orang miskin, yang untuk makan sebungkus nasi rames tidak jarang harus berutang. Saat anak sakit tidak ada biaya berobat, sehingga harus menjual cincin kawin.
Saya mendambakan suatu waktu dapat menjadi Sinterklaas bagi orang yang membutuhkan. Puji syukur kepada Tuhan, sewaktu kami masih aktif sebagai pengusaha, impian tersebut sempat menjadi kenyataan.
Ketemu Sinterklaas Yang Rendah HatiÂ
Silahkan diperhatikan foto diatas. Tampak sosok yang menggunakan costume Sinterklaas, memeluk saya dengan sepenuh hati. Padahal sejatinya dirinya adalah orang kaya. Kendaraan nga Ferrari.
Saya kenal, karena setiap Hari Minggu ketemu di Gereja. Orang yang humble m Menghargai setiap orang yang berhadapan dengan dirinya.Â
Seluruh hadiah yang dibagikan A to A to Z adalah sepenuh nya dari dana pribadi nya. Bukan merupakan titipan dari PanitiaÂ
Dari sosok Sinterklaas ini saya banyak belajar untuk memahami secara lebih mendalam tentang memaknai arti rendah hatiÂ
Padahal, dalam hal ekonomi, level nya jauh berada beberapa level diatas saya .Tapi selama bertahun tahun bersahabat, selalu memberikan contoh teladan tentang memaknai arti kerendahan hati . Sejujurnya saya banyak belajar tentang ketulusan hati dari sahabat saya Sinterklaas ini. Pesan yang selalu saya ingat adalah:"Effendi, giving is giving"Â
Seperti kata pribahasa:" Hidup Kita adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir"