Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berkat Doa dan Kerja Keras Belasan Tahun

22 November 2024   20:18 Diperbarui: 22 November 2024   20:43 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Impian Demi Impian Jadi Kenyataan 

Masih menyambung cuplikan pengalaman hidup tentang berani bermimpi besar, maka dalam artikel ini, saya tuliskan secara singkat, impian demi impian hidup kami yang sudah menjadi kenyataan.

Mengenai perjalanan hidup yang kami awali dari nol besar,sarat dengan berbagai penderitaan hidup, sudah pernah saya tulis. Agar jangan sampai membosankan, maka tidak saya tulis ulang dalam artikel ini.

Saya ambil cuplikan kisah tentang perjalanan pribadi kami berdua, secara acak.. Bukan untuk pamer pencapaian, melainkan semata mata berharap menjadi inspirasi dan motivasi bagi orang banyak

Bagaimana dari seorang Penjual kelapa parut di Pasar Tanah Kongsi,kelak Impian demi impian hidup kami menjadi kenyataan.

Latar belakang kehidupan pribadi saya, sudah pernah saya tuliskan, yakni ayah saya alm. adalah Sopir Truk dan kemudian alih profesi sebagai Kusir Bendi. Almh Ibunda tercinta, cuma tamatan madrasah di Kampung. Ikhlas makan kerak setiap hari, demi kami anak anak bisa makan nasi.

Seandainya saya terlahir sebagai anak orang kaya raya, maka artikel ini tidak perlu saya bagikan 

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Kembali Ketopik 

Salah satu impian kami berdua adalah mengunjungi Patung Liberty  Pada tahun 2011 . Jadi berarti sudah sekitar 13; tahun yang lalu. Ini adalah untuk kedua kalinya kami berkunjung ke USA 

Pertama kali adalah saat hadir putra pertama kami di wisuda tahun 1987 di California State University. Berarti sudah 37 tahun yang lalu.

Dari New York,kami berdua menumpang Ferri yang cukup besar, untuk dapat sampai di Liberty Island ini

Selama dalam perjalanan, setiap saat sangat kami nikmati.  Memandangi laut yang membiru.Awan awan yang berarak

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Burung burung camar yang berterbangan,serta kemilaunya sinar mentari yang melembut menuju keperaduannya,membiaskan berbagai tata warna yang memukau dipermukaan air. 

Serasa tidak cukup rangkaian kata kata untuk melukiskan keindahan pada saat saat itu. 

Kami berdua saling berpandangan, tanpa berkata sepatah kata pun. Tetapi kami Sama sama merasakan kebahagiaan, impian demi impian kami berdua menjadi kenyataan. Sungguh Mahabesar Tuhan.

Tanpa terasa mata saya basah. Bukan karena terpercik oleh air yang berbuih dibelah mesin bermotor,tetapi saking meluapnya rasa syukur yang tak terbendung.

Serasa bagaikan berada di alam mimpi. Sambil berpegangan tangan, kami melambungkan rasa syukur kepada Tuhan.

Sekilas Liberty Statue 

Patung Liberty,yang terletak di wilayah negara Amerika Serikat. Kendati secara phisik,patung setinggi 93meter ini adalah milik bangsa Amerika,namun di dalamnya tersirat lambang yang menjadi hak setiap  bangsa,yakni :"Kemerdekaan"

Patung Liberty adalah patung bersejarah, pemberian Perancis kepada Amerika Serikat pada tahun 1886.
Patung yang mengambil ujud sosok seorang wanita,yang bermahkota ,sementara tangannya mengangkat sebuah obor yang sedang menyala.

Melambangkan Kemerdekaan yang menyinari dunia.Sesuai dengan nama yang diberikan pada patung yang merupakan simbol kemerdekaan ini: "Liberty Enlightening The World".

Dibutuhkan waktu hampir 10 tahun untuk menyelesaikan karya akbar ,yang menjadi kebanggaan bangsa Amerika. 

Patung ini berdiri megah disebuah pulau kecil,yang juga dinamakan Pulau Liberty atau Liberty Island.,yang berlokasi di Sungai Hudson,pelabuhan laut kota New York. 

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Perjalanan kembali ke daratan New York

 Sang mentari sudah masuk ke peraduannya. Posisi senja yang sudah digantikan oleh  malam., ternyata tidak mampu meredupkan keindahan alam 

Cahaya lampu lampu dari berbagai bangunan yang terdapat disekeliling Pulau Libety ini ,seolah menyulap permukaan air,menjadi sebuah cermin raksasa. Menampilkan pesona alam yang memukau .Dan sekaligus menorehkan kenangan indah sepanjang hayat.

Semoga setiap orang yang membaca tulisan ini, kelak impian hidup nya akan menjadi kenyataan, seperti yang sudah kami alami 

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun