Robi bergegas pulang kerumah nya.atau mungkin lebih tepat pulang ke gubuk nya.
Dengan wajah yang berseri dan hati yang berbunga bunga, karena diri nya lulus ujian akhir. Berarti ia akan segera masuk ke SMPÂ
Apalagi ayahnya sudah berjanji bahwa bila ia lulus ujian akhir, maka ayahnya akan.membelikannya sepasang sepatu baru..
KecewaÂ
Saat tiba dirumah dengan setengah berteriak:" Ayah ibu, Robi lulus ujian! Â Ibunya berlari memeluk nya. Tetapi ayahnya tampak nya diamÂ
 Dan selang beberapa saat, memanggil Robi dan mengatakan:" Robi, ayah berjanji mau membelikan sepatu baru sebagai hadiah ketulusan mu. Tetapi ternyata sewa rumah naik. Sehingga ayah belum dapat memenuhi janji ayah padamu"
Robi sangat kecewa. Karena sepatu butut yang sudah dipakai selama 3 tahun selalu jadi bahan olokan teman teman sekolah. "Rob, kamu buang sepatu kamu di jalan tidak akan ada yang mau ambil"
Dan kini masuk ke SMP, ayahnya juga tidak jadi membelikan sepatu baru untuk nya? Â Ia tidak bisa menerima kenyataan ini.
Dengan nada penuh kemarahan, Robi berkata dengan setengah berteriak kepada ayahnya:" Robi bukan minta sepeda, hanya minta sepatu. Tapi ternyata itupun tidak mau ayah berikan. Robi tidak mau kesekolah lagi!"
Robi berlari keluar rumahnya. Ia sangat kecewa dengan ayahnya. Â
Belum jauh dari rumah, tetiba ia menyaksikan sebuah kendaraan berhenti di depan sebuah rumah mewah. Pintu kendaraan terbuka. Seorang anak laki laki turun dari kendaraan. Tampak sepasang kaki yang mengenakan sepatu baru menjejakan kaki di tanah.Â
Sopir membantu anak tersebut naik di kursi roda. Ternyata kedua kakinya adalah kaki palsu.
Robi terkejut. Tetiba dirinya sadar. Seharusnya dirinya bersyukur bahwa ia memiliki sepasang kaki yang dapat digunakan untuk berjalan,berlari bahkan main Sepak bola.
Apalah arti sepasang sepatu baru dibandingkan dengan sepasang kaki nya yang sehat dan kuat?
Robi berlari kembali pulang ke rumah nya. Memeluk ayahnya dan mengatakan:' Ayah, Robi masih bisa memakai sepatu lama untuk kesekolah ayah . "
Dengan air mata berlinang ayahnya memeluk dirinya. Sambil berkata:'Maafkan ayah yang sudah mengewakan mu anandaku"
Dan keduanya saling berpelukan. Sejak saat itu Robi tidak pernah menuntut apapun lagi kepada orang tuanya. Setiap bangun pagi, Robi selalu mulai dengan bersyukur. ,"Terima kasih Tuhan, saya memiliki sepasang kaki yang sehat '
Renungan kecil di pagi indahÂ
( Catatan tambahan: Kelak anak yang bernama Robi ini, dihari tua tinggal di Australia bersama isteri dan anak mantu cucu serta cicit cicit nya")
Tjiptadinata EffendiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H