Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengenal Suara Hati

23 Oktober 2024   20:12 Diperbarui: 23 Oktober 2024   21:02 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi 

Agar Jangan Sampai Keliru Mengambil Keputusan 

Dalam hal yang menyangkut diri pribadi,biasanya kita tidak perlu bertanya kepada orang lain. Misalnya, mau bangun pagi atau masih ingin melanjutkan tidur? Dalam dunia tulis menulis, terkadang rasa malas menyebabkan orang mencari berbagai alasan untuk tidak jadi menulis. 

Tetapi bila sudah menyangkut orang lain, termasuk pasangan hidup kita, maka kita perlu minta pendapat pasangan hidup kita. Misalnya menghadiri suatu acara bersama pasangan hidup kita.

Tetapi ada kalanya kita dihadapkan pada masalah,dimana kita harus menentukan pilihan , maka dalam hal ini, kita harus mampu mendengarkan suara hati kita, agar jangan sampai keliru mengambil Keputusan.

Apa yang dimaksudkan dengan Suara Hati,?

Secara umum, dapat dikatakan bahwa suara hati adalah keputusan praktis akal budi yang membantu seseorang dalam mengambil keputusan, apakah  suatu tindakan perlu atau tidak perlu untuk dilakukan.

Misalnya, saat berpapasan dengan orang yang pernah melukai hati kita atau punya utang pada kita tapi tidak pernah melunaskannya. Nah sebagai seorang yang punya perasaan, ada semacam godaan, untuk melakukan suatu action  Bisa dalam arti melakukan suatu tindakan untuk melampiaskan kemarahan kita. Maka dalam keadaan semacam ini, perlu kita mendengarkan Suara Hati.

Suara hati kita pasti akan melarang kita mengambil tindakan untuk melakukan pembalasan dalam bentuk apapun 

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Bila kita tetap mengambil tindakan yang berlawanan dengan Suara Hati kita, maka kita akan ditegur oleh Suara Hati kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun