Adalah Mendekatkan Diri Kepada TuhanÂ
Saat dimana kita merasa diri paling dekat dengan Tuhan adalah saat berada dalam kondisi marabahaya. Setiap orang tentu saja memiliki kisah hidup masing masing. Tetapi hampir dapat dipastikan bahwa setiap orang pernah berada dalam bahaya dalam perjalanan hidup iniÂ
Setiap orang ,dalam perjalanan hidupnya, hampir pasti pernah mengalami hal hal yang mencengkam, disaat saat menghadapi bahaya maut.Â
Misalnya, berada dalam penerbangan dengan menumpang pesawat, yang pada waktu itu,masih menggunakan baling baling atau lazim dikenal dengan istilah  pesawat turboprop. Belum beberapa menit take off dari Bandara Sentani .
Tetiba salah satu baling baling nya tidak bekerja .Pesawat kehilangan kontrol dan terbang tidak seimbangÂ
Para penumpang histeris dan tiba tiba saja semua penumpang, mendadak pintar berdoa dalam berbagai cara dan gaya..
Puji syukur kepada Tuhan. Pesawat memutar arah untuk kembali ke Bandara Sentani. Berhasil landing dengan selamat.
Menghadapi bahaya secara kolektif ,walaupun ada rasa was was, tetapi rasa ketakutan tidak terlalu mencengkam .
Berbeda, bilamana secara pribadi kita menghadapi saat-saat yang menentukan, mati hidup seorang diri.
Berbagi Cuplikan Pengalaman Pribadi
Mungkin saya sudah pernah membagikan cuplikan pengalaman hidup pribadi saya. Karena itu agar jangan sampai orang bosan membaca tulisan yang itu ke itu juga, maka saya menulis sesingkat mungkin.
Antara lain adalah:
Tenggelam sewaktu masih SMP - sesaat ketika kesadaran mulai hilang,saya masih sempat berdoa,minta ampun untuk dosa dosa saya Â
Kemudian merasa tubuh saya ada yang mengangkat. Ternyata diselamatkan oleh nelayan yang baru pulang dari laut.
Pengalaman lain:
Saat  berburu tupai dikampung,saking antusias akan mengambil tupai yang tertembak, saya memanjat pohon dan melompati pagar bambu.Â
Ternyata  kaki celana tersangkut dan jatuh pas diatas pagar yang terbuat dari bambu runcing. Sobek dari paha hingga kebatas perut. Syukur masih selamat
Satu lagi:
Jatuh dari dari pohon jambu dengan posisi kepala menghantam tanah .Dari mulut dan hidung keluar darah. .Saya masih mencoba merangkak untuk naik kerumah. Tetapi dianak tangga saya terguling dan tidak sadar diri.
Terbaring berbulan bulan dan sekarat karena mengalami geger otak yang parahe
Menurut tim dokter,sudah tidak ada harapan lagi. Saya diberikan sakramen perminyakan suci dan dikelilingi seluruh anggota keluarga, serta didoakan, semoga masuk surga.Â
Puji syukur kepada Tuhan karena masih diizinkan untuk memperpanjang izin tinggal di dunia ini. Setahun kemudian saya sembuh
Satu lagi
Jatuh dari sepeda motor - ketika akan menjemput istri tercinta ,yang pada hari itu diwisuda di IKIP Padang
Lokasinya di Air Tawar, tiba-tiba melintas seorang tua yang menuntun sepeda.menyeberangi jalan.. Agar jangan sampai menabrak orang tua tersebut, saya belokkan sepeda motor. Tapi kehilangan keseimbangan dan terbanting di aspal. Tetiba semuanya gelap dan heningÂ
Saya baru sadar ketika  sudah berada di Rumah Sakit M. Jamil di jalan jati Padang.
Ketika membuka mata,saya tengok istri saya lagi menangis memegang tangan saya. Lagi lagi saya masih diizinkan melanjutkan kehidupan di dunia ini.
Nyelonong masuk ke Markas Marinir
Sewaktu Putra pertama akan diwisuda di Cal. State Univ.tahun 1987 ,sebelum nya kami sempat singgah di Hawaii. Karena belum waktunya check in di hotel, maka kami sewa kendaraan di Air Port . Ini baru pertama kali berkunjung ke Hawaii.Â
Maka saya mengemudikan kendaraan dengan didampingi isteri dan anak anak kami. Pokoknya jalan jalan kemana saja, sambil menunggu waktu check in di hotel.
Tetiba dihadang oleh sebuah kendaraan militar. Saya menghentikan kendaraan. Beberapa orang Marinir dengan senjata lengkap mengelilingi kendaraan.Â
Saya buka jendela kendaraan. Tampak wajah yang sangat berang . Ternyata saya menerobos masuk ke Markas Marinir di Pearl Harbour. Saya minta maaf dan mengatakan bahwa kami datang dari Indonesia.
Setelah melihat ada isteri dan anak anak dalam kendaraan, baru wajah militer tersebut tidak lagi garang. Puji syukur kepada Tuhan, kami selamat.
Masih banyak lagi kisah horror kehidupan pribadi saya. Tapi agar jangan sampai membosankan, saya sudahi sampai disini saja.
Hampir mati berkali kali, menyebabkan saya semakin mendekatkan diri kepada Tuhan
Renungan kecil di malam hariÂ
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H