The Power of Healing dari Menulis

Self-healing and Others 

Menulis tidak hanya sebatas hobi. Tetapi memiliki the power of healing. Sesungguhnya tanpa melakukan searching di google, setiap Penulis pasti sudah merasakan nya 

Usai menulis artikel dan menayangkannya, ada rasa lega dan gembira dilubuk hati kita. Benar nggak teman teman semuanya?

Menulis berbagai pengalaman hidup yang mungkin bermanfaat bagi orang lain, menghadirkan rasa lega dalam diri kita. Setidaknya sebagai seorang Penulis kita sudah memanfaatkan waktu bukan sebatas kesenangan pribadi melainkan ada manfaatnya yang dapat dipetik oleh orang lain 

Contoh lainnya, menulis sebuah kisah humor. Saat menulis kisah humor menyebabkan diri kita tersenyum. Karena mustahil orang menulis kisah humor bila hatinya sedang sedih atau marah.

Semuanya menghadirkan rasa syukur dan kegembiraan dalam hati kita sebagai seorang Penulis.

Hati yang gembira adalah obat alami yang terbaik. Tulisan kita menjadi hiburan bagi para pembaca. Karena itu tidaklah berlebihan bila dikatakan:"Writing is the way to heal yourself and others '"

Menulis adalah jalan kesembuhan untuk kita dan pembaca nya 

Hal ini bukan sebatas oponi pribadi, tetapi sesungguhnya merupakan pengalaman pribadi setiap orang yang menulis dengan hati. 

Bahkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa writing is the way to heal yourself and others 

Hal inilah yang menyebabkan kami berdua selalu menyediakan waktu untuk menulis. Karena menulis menghadirkan kegembiraan dalam hati dan sekaligus menjadi kan hidup bermanfaat bagi orang lain. Bukankah ada tertulis :"Sebaik baiknya manusia adalah orang yang hidupnya bermanfaat bagi orang lain?" 

Izinkanlah saya kutip sebait dari sumber:

.....writing our stories can improve our psychological and physical health by reducing the severity of chronic illness symptoms to decreasing negative emotions of depression and anxiety in our everyday lives.

Sumber bacaan:

https://www.psychologytoday.com/au/blog/from-both-sides-of-the-couch/202306/the-power-of-writing-to-heal

Renungan kecil di pagi musim semi 

Tjiptadinata Effendi