Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Stigma: Anjing dan Kucing Musuh Bebuyutan

26 Agustus 2024   19:24 Diperbarui: 26 Agustus 2024   20:57 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adalah Penistaan Martabat 

Masyarakat kucing dan anjing, sepakat memberi kuasa kepada Pengacara yang bertaraf international, untuk menuntut orang yang telah menebarkan fitnah bahwa Kucing dan Anjing adalah musuh bebuyutan. Hal ini dinilai telah menodai harkat dan martabat masyarakat Kucing dan Anjing 

Tuntutan setebal 235 halaman tersebut dibacakan secara bergantian oleh Jaksa Penuntut Umum dan dihadiri oleh Saksi dari kalangan manusia.

Dibawah Sumpah, Saksi menjelaskan bahwa dengan mata Kepala sendiri.menyaksikan bahwa saat seekor kucing bernama Snowy, suatu waktu pulang dengan kepala terluka.Frank seekor Anjing keturunan Siberia yang tinggal serumah, langsung berusaha mengobati luka Snowy dengan cara menjilati luka dikepala Snowy dengan penuh kasih sayang.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Hingga larut malam, Frank menghibur Snowy. Karena itu Pengacara memohon agar harkat dan martabat Kucing dan Anjing direhabilitasi dengan menghapus stigma Kucing dan Anjing adalah musuh bebuyutan.

Pengacara menyampaikan permohonan ;' Mohon dicatat permohonan dari masyarakat Kucing dan Anjing bahwa:" Dalam masyarakat Kucing dan Anjing, tidak ada istilah musuh bebuyutan. Kami memang berbeda, tapi kami hidup rukun dan damai serta saling menyayangi '

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Tetapi karena hal ini baru pertama kali terjadi dalam sejarah peradilan manusia dimana Kucing dan Anjing menuntut masyarakat manusia maka Hakim menyatakan :"Sidang ditunda" untuk waktu yang belum dapat ditentukan 

Renungan kecil di malam jelang tidur 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun