Alangkah Eloknya Manfaatkan Waktu Untuk Berbenah DiriÂ
Hidup sarat dengan berbagai pilihan. Dan setiap orang siapapun adanya berhak memilih jalan hidupnya.Â
Salah satunya adalah memilih memanfaatkan waktu untuk memperbaiki kehidupan pribadi ataukah sibik dengan mengritik orang lain?
Dalam salah satu topik yang saya highlight dari buku tersebut diatas adalah:
There has never been a statue erected to honor a critic ! (Zig Ziglar)
Tak pernah ada patung dirikan untuk menghormati Tukang Kritik
Karena keseringan dibaca maka pada foto diatas tampak disana sini, ada guratan sobekan  kecil. Mungkin saking seringnya saya bolak balik membacanya
Masih ditambah lagi dengan perjalanannya mengikuti kami dari Amerika ke Indonesia dan saya bawa hingga ke Australia.
 Buku ini adalah hadiah dari Christin ,Tour Guide kami sewaktu travelling ke Amerika dan Canada ,pada tahun 2013
Buku hadiah Christin ini melengkapi ratusan buku yang sudah ada  dan menjadi salah satu buku favorit saya.
Esensial yang dapat dipetik dari buku ini adalah,:'
"Jangan pedulikan apa yang dikatakan kritikus. Tidak pernah ada patung yang didirikan untuk menghormati seorang kritikus."Â
Anda akan sering menemukan bahwa kesalahan yang ditemukan kritikus dalam diri Anda berlipat ganda berkali-kali dalam kehidupan mereka sendiri."
Yang dapat dimaknai sebagai:" Jangan sampai mundur karena kritikan yang hanya ingin menjatuhkan semangat hidup kita. Karena kelemahan yang ditemukan oleh si Pengritik pada diri kita, ternyata ditemukan dalam diri si Pengritik berlipat gandaÂ
Sekilas tentang Zig Ziglar
Laki laki yang  bernama lengkap Hilary Hinton Ziglar ini lebih beken dengan sebutan Zig Ziglar. Seorang penulis, motivator, dan pengusaha asal Amerika. Zig lahir di Coffee County, Alabama, pada tanggal 6 November 1926 dan meninggal  28 November 2012.
Diantara berjibun kata kata motivasi yang tertuang dalam buku tak ternilai ini,salah satu yang saya highlight kan adalah
"There has never been a statue erected to honor a critic."
Dalam sejarah dunia,belum pernah ada patung yang didirikan untuk menghormati seorang kritikus. Pelajaran hidup yang terkandung dalam kalimat ini sungguh sangat mendalam,bila kita mampu memaknai dengan hati yang terbukaÂ
Mengkritik kesalahan orang lain itu mudah, namun apakah diri kita mampu melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang yang dikritik?
Ada begitu banyak contoh dalam kehidupan ini yang dapat dijadikan pelajaran hidup yang berharga. Pada umumnya, orang yang hobi mengritik urusan pribadi orang lain, ternyata kehidupan pribadi nya sendiri amburadul. Hal ini terjadi dimana mana. Akibat keasyikan mencari cari kesalahan orang lain, hingga tidak ada waktu untuk mengurus diri sendiriÂ
Seperti juga halnya,para penonton sepak bola,banyak yang merasa dirinya jauh  lebih hebat ketimbang Pemain sepak bola. Tidak jarang menghamburkan komentar yang miring dan menyakitkan. Padahal kalau disuruh berlari mengelilingi lapangan saja tidak mampu.
Tulisan ini sama sekali bukanlah untuk menggurui, melainkan sebagai bagian dari mengaplikasikan hidup berbagi.
Daripada sibuk kepo urusan pribadi orang lain, alangkah eloknya bila memanfaatkan waktu untuk memperbaiki kehidupan pribadi kita. Karena kalau mau jujur, diri kita jauh dari Sempurna
Renungan kecil di pagi musim dinginÂ
Tjiptadinata effendiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H