Terpahat Silsila KeluargaÂ
Prasasti tidak hanya sebatas tentang sejarah suatu bangsa ataupun tentang sosok seorang Pahlawan. Prasasti dapat juga dimanfaatkan untuk mengabadikan silsila keluarga.Â
Hal ini terdapat pada hampir setiap makam orang keturunan Tionghoa tempo doeloe.Â
Salah satu bukti adalah seperti tampak pada foto diatas. Yang merupakan prasasti yang menulis tentang silsila keluarga saya dari garis keturunan ibu
Foto diatas adalah foto makam leluhur kami GOERAHIE Yang merupakan nenek dari alm Ibunda saya. Â Yang adalah Ibu dari kakek saya dari pihak ibu. Jadi berarti, kakek saya dari garis ibu adalah keturunan Tionghoa dan Nias .Â
Makam dari leluhur garis alm Ibunda, dulu setiap tahun saya kunjungi. Setidaknya sekali setahun sewaktu Tjeng Beng.Â
Makam Sian KongÂ
Orang Tionghoa zaman dulu, membuktikan bahwa suami isteri sehidup semati dengan cara sebagai berikut:
Saat kakek saya meninggal dan dimakamkan, sudah dipersiapkan untuk dua orang. Kelak setelah nenek saya meninggal, dimakamkan satu liang lahat dengan kakek saya alm . Jadi bila salah seorang meninggal,maka pasangan nya tidak akan menikah lagiÂ
Hal ini sudah menjadi tradisi keluarga. Kakak ipar saya mf meninggal dalam usia 42 tahun. Dan kakak perempuan saya tidak menikah lagi hingga akhir hayatnya.
Kakak laki laki saya meninggal di usia 44 tahun dan istrinya tidak menikah lagiÂ
Tapi itu cerita tempo dulu.Â
Nama yang terpahat di Batu Nisan tersebut adalah nama Nenek dan Kakek saya dari garis keturunan ibu. Saya hanya bertemu dengan nenek saya. Tapi tidak sempat bertemu kakek, Karena sudah meninggal sebelum saya dilahirkan.
Nah dari prasasti diatas sudah jelas makco saya adalah asli orang Nias.Â
Hanya Tinggal KenanganÂ
Tetapi semuanya itu hanya tinggal kenangan. Karena makam yang sudah berusia lebih dari seabad yang lalu sudah diratakan dengan tanahÂ
Untuk jelasnya izinkanlah saya kutip dari Sumber berita:
PADANG, KOMPAS.com - Wali Kota Padang Fauzi Bahar akan merelokasi kuburan leluhur masyarakat Tionghoa serta permukiman warga sekaligus. Lokasi di Gunung Padang, Kecamatan Padang Selatan itu akan difungsikan sebagai tempat wisata. "Baik kuburan maupun permukiman warga yang tumbuh di atas kuburan itu, akan saya relokasi. Gunung Padang akan kembali difungsikan sebagai tempat wisata," tutur Wali Kota, Kamis (2/4) malam. Dia mengakui, ada kealpaan aparat tingkat kelurahan dan kecamatan sehingga terjadi pembiaran atas pemukiman warga di Gunung Padang. Akibatnya, daerah tersebut ditumbuhi permukiman warga yang sudah semipermanen. sumber:: https://megapolitan.kompas.com/read
Tjiptadinata effendiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H