Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjaga Martabat Diri

7 Agustus 2024   05:15 Diperbarui: 7 Agustus 2024   07:28 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Shutterstock photos

Dengan Saling Menghargai

Bila ingin dihargai,maka mulailah dengan menghargai orang lain terlebih dulu.

Hal ini dapat ditemui dalam the wisdom words:" Mutual respect and mutual understanding"

Saling menghargai tentu adalah merupakan kewajiban bagi kita semua. Menghargai siapapun yang berhadapan dengan kita. Walaupun mungkin dalam hal status sosial diri kita lebih tinggi. 

Sebagai contoh sederhana, bila kita makan di restaurant, bila pelayan mengantarkan pesanan, selalu kita ucapkan:" Terima kasih" Walaupun apa yang kita makan dibayar . Dengan sepatah kata ucapan Terima kasih, kita telah menghargai orang.

Hal ini merupakan warning atau pengingat bagi kita semuanya bahwa untuk mengucapkan Terima Kasih, bukanlah semata mata bila menerima suatu pemberian. Tetapi juga pada siapapun yang telah membantu kita.

Menghargai atasan kita menghargai  orang ditempat kita mencari nafkah,tentu merupakan suatu hal yang sangat wajar.

Bila memang ada adat istiadat yang mengharuskan adanya penghormatan khusus,maka lakukanlah sebatas adat ,jangan sampai berlarut dan terhanyut di dalamnya.

Menghargai dan menghormati orang lain, dengan wajar. Rendah hati berbeda total dengan rendah diri 

Rendah hati adalah kemuliaan, sedangkan rendah diri adalah penghinaan atas diri sendiri.(Tjiptadinata effendi)


Rendah diri adalah sebuah sikap yang merupakan penghinaan bagi diri sendiri.Merasa diri tidak ada apa apanya.Merasa bahwa semua orang lebih hebat dari diri kita. 

Rasa rendah diri ini akan memicu tindakan yang ragu ragu dalam pergaulan. Bahkan untuk bersalaman dengan orang lain, rasanya sangat tersiksa.

Tidak berani ikut bicara ,karena merasa diri tidak “sederajat “dengan orang lain. Apalagi bila berhadapan dengan orang penting atau pejabat. 

Kondisi seperti ini bila dibiarkan berlarut berpotensi menjerumuskan kita dalam kehilangan martabat diri.

Berhadapan dengan orang kaya atau orang penting, tidak perlu kita merunduk runduk. Kalau kita tidak mampu menghargai diri sendiri, bagaimana pula dapat mengharapkan orang lain menghargai diri kita,?

Sikap mental yang kita tunjukan bukan hanya berdampak terhadap diri sendiri, tetapi akan membawa dampak kepada seluruh anggota keluarga kita.

Tetaplah rendah hati, tapi Jangan sampai rendah diri. Kami pernah hidup dalam kemelaratan selama bertahun tahun. 

Renungan kecil di pagi musim dingin 

Tjiptadinata effendi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun