Bukan untuk pamer diri, melainkan semata mata sebagai untuk mengaplikasikan Life is to share, dengan berpedoman:" giving is giving"
Mengundang sanak keluarga dan sahabat untuk makan bersama, sama sekali sterile dari berharap akan dibalas dengan undangan balik. Memberi adalah memberi full stop.
Semoga tulisan ini dapat menjadi inspirasi dan sekaligus memotivasi kita semuanya. Agar jangan sampai,masih berusia 60 tahun sudah merasa diri bagaikan orang yang tidak berdaya lagi. Kami berdua sudah membuktikan bahwa tanpa pembantu rumah tangga dan tanpa sopir serta tanpa Tukang Kebun, Puji Tuhan dapat melakukan semuanya secara mandiri.
Untuk Menjaga Agar Hati Selalu DamaiÂ
Setiap kali bangun pagi,hal pertama yang kami lakukan adalah bersyukur kepada Tuhan. Praise the Lord, I still alive. Puji syukur kepada Tuhan, kami berdua masih diberikan kesempatan untuk melanjutkan perjalanan hidup di dunia ini.Â
Hari yang diawali dengan bersyukur, menghadirkan rasa damai dalam hati dan jiwa kita. Dan seluruh hari akan penuh berkah dan kemudahan. Pintu rezeki terbuka lebar lebar untuk kita
Sebaliknya,hari yang diawali dengan mengerutu dan keluh kesah,maka sepanjang hari akan menjadi hari yang sarat dengan berbagai halangan. Rezeki dilock down oleh pikiran yang kusut dan suasana hati yang galau.
Wajah kita menjadi tidak enak dilihat orang. Walaupun memaksa diri untuk tersenyum setiap kali bertemu sahabat, tetapi suasana hati yang galau menyebabkan senyuman kita tak ubahnya bagaikan orang termakan cabe rawit
Hindari kursi goyang. Karena kursi goyang merupakan jalan pintas untuk menjadi manusia tak berdayaÂ
Setiap hari kami berdua sudah bangun pada jam 4.30...
Mengawali hari dengan bersyukurÂ
Bersih bersih Rumah dan kebun
Mandi, sarapan pagi dan olah raga jalan kaki dan melakukan berbagai kegiatan sosial .Â
Bagi kami berdua, setiap ada kesempatan selalu kami nikmati berdua , dengan penuh rasa syukur kepada TuhanÂ
Semoga kita semuanya mampu mengikuti gaya hidup nenek berusia 102 ini
Sumber bacaan: www.today.com
Tjiptadinata Effendi