Tetapi Hati Yang Terluka Oleh Kata Kata Tetap Membekas Seumur HidupÂ
Setiap orang pasti pernah terluka oleh berbagai sebab. Ada yang terluka akibat tersayat Pisau. Yang namanya luka tentu saja terasa menyakitkan . Tetapi setelah diobati dalam tempo beberapa hari atau beberapa minggu akan sembuh.
Seperti yang sudah pernah saya tuliskan bahwa saya pernah jatuh saat melompati pagar bambu. Tetapi pas lagi naasr, kaki celana tersangkut dicabang pohon  Akibatnya saya jatuh dipagar bambu Bambu runcing menancap dipaha dan tembus hingga kebatas perut. Dapat dibayangkan betapa sakit rasanyaÂ
Herman, teman yang ikut berburu bersama saya.saat saya minta tolong mencabut patahan bambu yang masuk kedalam daging paha saya. Eh ternyata bukannya menolong,malah begitu melihat darah mengalir dari tubuh saya langsung terkulai dan pingsanÂ
Orang kampung yang awalnya mau menolong, menyaksikan sebilah bambu masuk dari paha hingga ke batas perut tidak ada yang berani membantu mencabutÂ
Saya minta air hangat segelas dan kemudian berdoa sesaat dan menabur potongan bambu yang menancap dipaha.
Dengan menahan sakit yang amat saggaty. Saya sobek kaos dalam untuk membalut luka saya.Â
Saya masih harus naik sepeda untuk menuju ke Rumah Sakit M.Jamil di PadangÂ
Hingga saat Ini, walaupun sudah lebih dari 60 tahun, bekas jahitan masih Membekas, tetapi sama tidak terasa sakit lagi.
Luka BathinÂ
Hal ini berbeda dengan luka bathin. Walaupun sudah memaafkan orang yang melakukan nya tetapi setiap kali teringat , serasa luka yang sudah mengering kembali berdarahÂ
Ungkapan:" Kalau saya sudah memaafkan berarti sudah melupakanÂ
Kedengarannya sangat menyejukkan hati. Tetapi ternyata tidak mudah mengaplikasikan dalam kehidupan pribadi.
Minta maaf tentu sangat baik. Tetapi jangan lupa, walaupun kita sudah minta maaf, bukan berarti hati orang yang terluka oleh perkataan kita,akan membekas dalam hatinya.Memaafkan mudah, melupakan sangat sulitÂ
Renungan kecil di malam musim dinginÂ
Tjiptadinata EffendiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H