Pada saat Robert menceritakan kisah hidupnya pada saya, ia menjadi tukang cuci mobil di emperan jalan di komplek Kemayoran. “Om, terkadang saya ingin bunuh diri, untuk melupakan semuanya, tapi syukur ada istri dan anak anak yang tetap menyayangi saya.” Kisah Robert mengakhiri pembicaraan kami pada waktu itu.
Saya melihat mata Robert berkaca kaca ,ada penyesalan yang amat mendalam terbaca melalui matanya.Tapi seperti biasanya, penyesalan selalu datang terlambat.
Semoga tulisan kecil ini, dapat menjadi alarm, bagi yang belum terjerumus dan sebuah motivasi bagi yang sudah terlanjur terpuruk.
Kita semuanya pasti pernah berbuat kesalahan. Hanya mungkin berbeda masalah nya. Kita tidak mungkin dapat memikul beban hidup orang lain. Tetapi kita dapat mengulurkan tangan untuk membantu meringankan beban hidup nya. Setidaknya menjadi pendengar yang baik dan memberikan dukungan moral,agar mereka berusaha untuk bangkit dari keterpurukan
Tjiptadinata Effendi