Tak Ada Yang Perlu Dirisaukan
Ada peribahasa yang mungkin sudah dianggap out of date, yakni:' Sambil Menyelam Minum Air "
Tetapi bagi saya pribadi tidak ada masalah. Karena sejak dulu hidup ini sarat dengan penilaian penilaian. Saat kita menilai seseorang, boleh jadi orang lain sedang menilai diri kita.
To the pointÂ
Saat membaca Topik Pilihan Admin Kompasiana yang berjudul:" Baby Blues" ,entah mengapa saya merasa sangat nyaman. Sehingga saya membaca ulang hingga tiga kali.
Bukan karena sarat dengan kosa kata yang keren , justru karena ditulis dalam bahasa sederhana dan sarat dengan nuansa persahabatan.Â
Ijinkanlah saya kutip sebait dua bait sebagai berikut:
Kompasianer ingat momen ketika melahirkan anak pertama? Sempat mengalami baby blues? Atau justru pada kelahiran anak ke berapa akhirnya sindrome baby blues itu dialami? Coba dong ceritakan pada kami momen-momen saat mengalami baby blues. Apa yang terjadi dan rasakan ketika itu? Bagaimana mengatasinya agar tidak terjadi dalam waktu yang lama?
Pun, apakah ada yang ingin Kompasianer sampaikan kepada laki-laki maupun (calon) suami, ketika momen baby blues itu datang? .....dan seterusnya (Kompasiana)
Terasa suasana keakraban dalam tutur kata yang dituangkan dalam ujud tulisan.
Tidak pake; " Kalian kalian" atau "Kamu kami!" Sungguh merupakan sebuah tulisan yang elegant dan bernuasa persahabatan.
Kembali KetopikÂ
Walaupun istilah "Baby Blues" baru belakangan Ini menjadi viral, tetapi sesungguhnya sudah ada sejak tempo doeloeÂ
Pada umumnya baby blues akan berlangsung selama beberapa hari Atau paling lama hingga 2 minggu. . Kondisi ini dapat dialami oleh orang tua baru maupun sudah berapa ia melahirkan. Dan merambah semua lapisan masyarakatÂ
Karena saya dan isteri terlahir dari keluarga besar,yakni saya 11 orang bersaudara dan isteri 10 orang bersaudara 10 orang,maka sebelum menikah kami sudah memahami tentang baby blues ini.
Sehingga saat putra pertama kami lahir, sebagai seorang suami saya sudah siap mental. Bila bayi menangis ditengah malam, saya tidak tega membangunkan istri saya. Saya belajar bagaimana mengganti popok bayi yang basah.
Kemudian bayi saya baringkan dibuaian dan saya jaga hingga bayi tertidur. Dengan cara seperti ini kami menjalani hidup tanpa merasakan gangguan dari gejala baby bluesÂ
Saya lakukan semuanya dengan penuh rasa kasih sayang, baik terhadap bayi kami maupun terhadap wanita belahan jiwa saya Walaupun mungkin ada yang mengatakan bahwa saya termasuk:'suami takut isteri " saya tidak peduli. Yang penting istri saya sangat menghargai diri saya dengan memanggil saya dengan sebutan"Koko " padahal kami sama sama dilahirkan di era Dai Nippon tahun 1943, sebelum Indonesia tercinta merdeka.
Kalau semua pekerjaan dilakukan dengan setulus hati, tidak ada masalah sama sekali. Apalagi belahan jiwa saya sudah mengatakan:' Koko satu satunya laki laki yang Lin cintai, sejak dulu, kini dan selamanyaÂ
The most important thing in life is to love and be lovedÂ
Tjiptadinata EffendiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H