Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sila Kedua Paling Tajam

31 Mei 2024   20:29 Diperbarui: 2 Juni 2024   06:36 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab 

Bahwa tanggal 1 juni merupakan Hari Lahir Pancasila, dipastikan semua orang Indonesia sudah tahu Bahwa Sila Kedua berbunyi'"Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" Semua orang juga sudah tahu

Nah, yang paling menantang adalah bagaimana kita memaknai arti yang tersirat dalam kata"Beradab ' .

Apa yang dimaksudkan dengan"Beradab?"

Menurut KBBI;

ber·a·dab v 1 mempunyai adab; mempunyai budi bahasa yang baik; berlaku sopan: perbuatannya seperti kelakuan orang yang tidak ~; 2 telah maju tingkat kehidupan lahir batinnya: bangsa-bangsa yang telah

https://kbbi.web.id/adab.html

Mempunyai Budi Bahasa Yang Baik 

Budi Bahasa 

Patut menjadi bahan renungan diri, apakah yang dimaksudkan dengan " budi bahasa yang baik?" 

Tanpa perlu buka kamus, sesungguhnya dalam hati kita sudah termeterai.makna dari bahasa yang baik. 

Dalam peribahasa Minang tertulis;

Nan kuriek lundi

Nan sira sago 

Nan elok budi 

Nan indah baso

Yakni image tentang diri kita tercipta berdasarkan tutur kata dan tindakan kita.

Mengikuti trend masa kini tentu saja tidak ada masalah. Tetapi alangkah eloknya bila kita tetap berpedoman pada Sila Kedua dari dasar negara Kita yakni " Beradab"

Beradab baik dalam bertutur kata, maupun dalam bahasa tubuh yang dikedepankan.

Janganlah saking terobesi mengikuti trend masa kini, kita sampai bergeser dari Sila Kedua.

Sebagai contoh nyata, sebagai seorang guru yang berdiri didepan Kelas adalah wajar bila menegur murid murid yang brisik saat kita menjelaskan sesuatu.Menegur murid murid murid dengan kalimat:"Kalian kalian semua,perhatian !"

Tetapi kalimat yang sama tentu saja tak elok bila dipakai dalam menyapa audience yang terdiri dari berbagai kalangan dan diantara yang hadir terdapat orang orang sebaya orang tua kita. Walaupun saat berbicara posisi kita sebagai decision maker atau prngambil keputusan, alangkah eloknya bila kita tetap menggunakan.bahasa yang santun.

Sebagai contoh , sewaktu diberikan kesempatan untuk duduk makan siang bersama Pak Jokowi, Presiden RI, tidak pernah menggunakan kata,,"Kamu atau kalian" . Selalu menggunakan kata:" Tinggal di Australia ya pak?" 

Atau saat diundang oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X di kraton Ngayogyakarta, tidak sekalkpun menggunakan kata " Kamu atau kalian"terhadap kami berdua. Walaupun kami berdua bukan siapa siapa.

Jangan lupa:" Bahasa menunjukkan bangsa* Dari tutur kata dan bahasa tubuh kita, orang akan menilai kita 

Bahasa yang santun tidak akan mengurangi apa yang ada pada kita.justru akan menghadirkan rasa hormat orang terhadap diri kita 

Renungan kecil di hari pertama Musim dingin 

Tjiptadinata Effendi 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun