Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Jangan Terpasung di Tempat

18 Mei 2024   04:42 Diperbarui: 18 Mei 2024   06:21 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Karena Akan Tergilas Arus Perubahan

Ilustrasi diatas bukanlah merupakan promosi salah satu Supermarket, melainkan semata mata sebagai ilustrasi bahwa untuk meraih impian hidup, kita harus mau proaktif.

Ungkapan yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari hari adalah:" Sejak dari sononya saya memang begini.Mau apalagi?!" Yang tidak jarang dikatakan dengan nada bangga. Padahal bila orang bersikukuh dengan sikap mental semacam ini,maka " madesu" atau masa depan suram sudah menantikan.

Karena hidup itu bersifat dinamika. Bergerak dari waktu kewaktudan dari satu sudut kesudut lainnya. Barangsiapa yang terpasung ditempat dan tidak mau beradaptasi dengan kemajuan jaman,maka dapat dipastikan akan tergerus oleh arus kehidupan 

Seperti contoh pada foto ilustrasi pendukung Artikel Ini, tampak Pemilik Supermarket di daerah Curambine, melakukan perubahan jam kerja. 

Pada awal tinggal di Australia, sempat bingung. Jam 5.00 sore semua toko dan Supermarket sudah tutup. Buka jam 10.00 pagi. Kemudian secara bertahap sudah ada yang buka 24 jam,pada hari tertentu.

Nah, Jack Farmer Market Ini biasanya buka jam 8.00 pagi dan tutup jam 9.00.malam. Tapi kemarin, tampak tulisan mencolok didepan pintu masuk :" Open 0.600 am - 11.00 pm"

Tulisan Ini tentu saja tidak dalam rangka membahas jam kerja supermarket ,melainkan semata mata sebagai analogi dalam menjalani hidup untuk mengubah nasib 

Dalam arti kata.kita harus proaktif dalam menjalani hidup dan melakukan peran kita sebaik mungkin demi meraih cita cita atau impian hidup.

Dalam perjalanan hidup,bisa saja kita terinspirasi untuk beralih profesi. Seperti pengalaman hidup saya sendiri.

Kendati ada beberapa saran masuk ke inbox saya,agar saya jangan selalu menulis semata mata tentang pengalaman hidup sendiri,karena seakan akan pamer pencapaian diri. Namun saya tetap ingin membagikan kisah kisah hidup pribadi kami. Bagaimana mengubah sesuatu yang dianggap mustahil menjadi kenyataan.

Jangan pernah percaya bilamana ada yang mengatakan bahwa hanya dengan duduk santai didepan Laptop, terus dapat meraup cuan melimpah limpah dan menjelmakan diri kedalam kesuksesan. 

Iklan semacam ini hanya akan menjerumuskan orang dalam halusinasi tak berujung dan bisa berakhir dengan bunuh diri. 

Satu satunya jalan untuk mengubah nasib adalah kerja keras dengan otot dan otak serta jangan lupa berdoa.

Sebagai salah seorang saksi hidup, saya sudah membuktikan , bahwa bila kita yakin dan mau bekerja keras dengan otot dan otak dan tidak lupa berdoa, maka apa yang dianggap sebagai hal mustahil menjadi kenyataan.

Puji syukur kepada Tuhan, dari seorang Penjual Kelapa Parut di Pasar Tanah Kongsi,kelak saya jadi Eksportir dan bersama istri tercinta, sudah mengunjungi the seventh wonder of the world dan mengunjungi 5 benua.

Tulisan sama sekali tidak bermaksud pamer pencapaian diri, melainkan semata mata sebagai motivasi dan inspirasi bagi semua orang yang sedang berusaha untuk meraih impian hidupnya.

Semoga tulisan sederhana ini,akan mampu melahirkan butir butir pencerahan diri bagi yang membacanya.

Hidup ini bisa dijadikan indah atau menakutkan,terpulang pada niat,tekad,usaha dan kerja keras,serta pantang menyerah. 

Kesuksesan hidup tidak datang dengan sendirinya,tapi harus dirancang, Perancang masa depan itu adalah kita sendiri. Jangan pernah menyerahkan nasib kita ditentukan orang lain,siapapun dia

Be a master of your self,because you are the designer of your own life!

Renungan kecil dipagi mendung 


Tjiptadinata Effendi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun