Jangan Lupa Suatu Waktu Setiap Orang Akan Turun PanggungÂ
Dalam perjalanan hidup ini,jangankan jadi pejabat, jadi Ketua RT saja saya belum pernah. Tetapi kalau sekedar menjadi sosok orang yang ditunggu kedatangannya, sudah sangat sering saya alami. Makan bersama pejabat setingkat menteri juga sudah tak asing lagi.
Bahkan khusus diundang oleh Bupati dan Sultan, juga bukanlah merupakan sesuatu yang "wah"bagi saya pribadi. Bahkan saat merayakan Hari Ulang Tahun di Hotel Mariani di Padang, Wali Kota Bukittinggi pada waktu itu khusus datang memberikan  ucapan Selamat kepada saya pribadi. Tapi saya menyadari sepenuh hati bahwa suatu waktu saya harus turun panggung.
Berani Naik Panggung Harus Siap Untuk TurunÂ
Banyak orang yang kalau sudah naik panggung dan merasakan kenikmatan menjadi pusat perhatian orang banyak, ketika tiba saat harus turun panggung menjadi gamang.. Rasanya ingin masa kejayaan jangan pernah berlalu.
Ada perasaan tak rela,untuk meninggalkan tempat dimana selama ini dirinya menjadi pusat perhatian dan dihormati dimana mana.
Tetapi merujuk kepada contoh nyata yang diberikan oleh Sang Mentari, pagi hingga siang bersinar terang benderang. Tetapi begitu senja tiba, Sang Surya dengan legawa mundur dan memberikan tempat kepada Rembulan.
Hal Ini dapat dipetik hikmah nya,bila diri kita dalam posisi yang bersinar, tetaplah membumi. Janganlah menunjukkan sikap seakan dunia milik kita selamanya
Suatu waktu setiap orang akan turun panggung,suka ataupun tidak.
Bila tiba waktu nya alangkah eloknya bila kita turun panggung dengan legawa. Janganlah menunggu hingga diseret orang untuk turun.
Tetaplah membumi. Sehingga bila tiba waktu harus turun panggung, kita sudah mempersiapkan mental.. Hindarilah petantang petenteng . Karena kesombongan hanya mempertinggi tempat jatuh.
Renungan kecil di malam musim gugurÂ
Tjiptadinata EffendiÂ
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H