Bukti Bahwa Selera Pembaca Sulit Diprediksi
Secara umum, setiap Penulis di kompasiana, hampir pasti sudah pernah mengalami, artikel ysng sudah dipersiapkan sebaik mungkin dengan mencari referensi sumber ysng beken dan terpercaya, ternyata setelah di posting sepi pembaca.Â
Seakan menjadi lonely wolf di padang pasir. Tetapi disaat lain, kita menulis sebagai ungkapan rasa tidak puas, yang hanya butuh waktu sekitar 20 menit..eh ternyata viral.
Sebagai contoh, salah satu tulisan saya yang isinya hanya Omelan Justru Paling Dikomentari.
Untuk jelasnya ijinkanlah saya kutip sebait dari Sumber berita:
"Penelusuran Liputan6.com melalui laman chirpstory.com, Sabtu (12/11/2016), ada 1.262 yang mengomentari keluhan kesah Effendiyang berjudul 'Parkir Liar Bertarif Mencekik Marak Lagi di Tanah Abang, Apa Karena Ditinggal Cuti Ahok?( Liputan 6)
(Sumber: Liputan 6)
Bayangkan artikel ysng isinya hanya Omelan Justru Dikomentari 1.262 orangÂ
Berkaca pada contoh ini semakin menyadarkan saya, untuk menulis tanpa beban. Karena terlalu banyak berharap tentang tulisan kita dan ternyata harapan demi harapan berguguran, dapat mengakibatkan orang jadi patah semangat untuk terus menulis
Semoga tulisan Ini ada manfaatnya, untuk menyadari bahwa menulis lah dengan senang hati. Puji syukur kepada Tuhan saya sudah menulis lebih dari 7 ribu artikel, walaupun sepi dari headlines
Tjiptadinata EffendiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H